Jumat 13 May 2016 05:00 WIB

Serba Serbi Sya'ban

Ribuan umat Islam memadati halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin untuk melaksanakan malam peribadatan Nisfu Syaban menjelang datangnya bulan Ramadhan 1432 H yang dipimpin KH Ahmad Bakeri, Sabtu (16/7). Usai melaksanakan peribadatan malam Nisfu S
Foto: ANTARA/Herry Murdy Hermawan
Ribuan umat Islam memadati halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin untuk melaksanakan malam peribadatan Nisfu Syaban menjelang datangnya bulan Ramadhan 1432 H yang dipimpin KH Ahmad Bakeri, Sabtu (16/7). Usai melaksanakan peribadatan malam Nisfu S

REPUBLIKA.CO.ID, Bulan Sya'ban merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Dalam bulan ini, terdapat keutamaan, hikmah, serta peristiwa-peristiwa epik dalam sejarah Islam. Salah satu yang terpenting adalah dipindahkannya kiblat salat dari Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.

 Nama Sya'ban diambil dari kata sya'bun yang bermakna golongan. Penamaan ini dikaitkan dengan kebiasaan masyarakat Arab jahiliyah yang suka berkelompok untuk berperang.Ada pula yang menamakan Sya'ban karena orang-orang Arab pada bulan tersebut yatasya'abun (berpencar) untuk mencari sumber air.

 

Bulan Sya'ban berada di antara dua bulan penting, yakni antara Rajab dan Ramadhan. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa Sya'ban adalah bulan yang sering dilupakan oleh umat dibanding dua bulan yang mengapitnya. Padahal, jika seorang Muslim sungguh-sungguh beribadah pada bulan Sya'ban, ia dipercaya akan menuai kesuksesan ketika Ramadhan. 

Rasulullah SAW bersabda, "Bulan Sya'ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai, yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR an-Nasa'i). 

Kesungguhan beribadah pada bulan Sya'ban juga dipraktikkan oleh Rasulullah SAW. Aisyah Radhiyallahu Anha pernah mengatakan, belum pernah Nabi berpuasa satu bulan yang lebih banyak daripada puasa bulan Sya'ban. Terkadang, beliau hampir berpuasa sebulan penuh saat Sya'ban. (HR Bukhari dan Muslim).

Beberapa ulama memaknai banyaknya Rasulullah SAW berpuasa pada bulan Sya'ban sebagai persiapan diri menyambut Ramadhan. Bulan Sya'ban adalah bulan riyadhah (latihan). Bulan peningkatan kapasitas diri. Kualitas amalan pada Ramadhan bisa jadi ditentukan bagaimana persiapan seseorang pada bulan Sya'ban.

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement