Kamis 12 May 2016 20:58 WIB

Grand Design Gerakan Ekonomi Muhammadiyah Dirumuskan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga melintas dikawasan Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Masjid dinilai tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, dan juga berperan membangung ekonomi umat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Warga melintas dikawasan Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Masjid dinilai tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, dan juga berperan membangung ekonomi umat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah merancang grand design gerakan ekonomi melalui rapat kerja nasional (rakernas) Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK). Rakernas ini digelar di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (12/5).

Ketua Panitia Herry Zudianto mengatakan, rakernas Majelis Ekonomi ini akan merumuskan grand design gerakan ekonomi Muhammadiyah ke depan. Pada Muktamar ke-47 2015 di Makassar lalu, bidang ekonomi ditetapkan menjadi pilar ketiga gerakan dakwah Muhammadiyah selanjutnya.

"Agenda utama rakernas ini yang tak kalah penting menetapkan beberapa program prioritas, di antaranya pembangunan Muhammadiyah Tower, Pasar Muhammadiyah, e-commerce, Muhammadiyah Plantation, Kampung Industri Muhammadiyah, dan lain-lain," kata mantan wali kota Yogyakarta, Kamis (12/5).

Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas saat membuka rakernas menegaskan, Watak kader Muhammadiyah adalah mandiri, tidak boleh bergantung pada sumbangan donatur.

Ditegaskannya, amal usaha Muhammadiyah tidak boleh dikelola dengan pendekatan bisnis, tapi dengan pendekatan amal. Amal usaha ini sudah relatif berkembang dengan baik.

"Tapi yang belum berkembang adalah amal usaha bidang ekonomi. Amal usaha bisnis Muhammadiyah belum banyak berkembang," ujar dia.

Karena itu, inilah dan tugas Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah dan di berbagai wilayah, yaitu membangun jaringan bisnis dan kemandirian di tubuh Muhammadiyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement