REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS — Psikolog Fadli Riza Annur menjelaskan, usia anak yang cukup ideal untuk menonton acara televisi di Tanah Air pada saat genap 14 tahun. Setelah menginjak umur tersebut, anak dianggap sudah bisa membedakan informasi yang baik dan tidak baik.
"Hal itu merupakan imbauan dari jurnal psikologi bahwa perkembangan otak anak yang dianggap siap menerima informasi ketika usianya sudah mencapai 14 tahun," katanya di aula Universitas Muria Kudus, Jawa Tengah, Ahad (8/5).
Fadli yang juga Pengasuh Majelis Tata Jiwa Konselor Jogja Islamic Homeschooling menyampaikan hal itu ketika tampil sebagai pembicara pada seminar bertajuk "Menjadi Orang Tua Cerdas pada Era Digital" yang diselenggarakan oleh Komite Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SD Islam Terpadu Umar bin Khathab Kudus.
Usia anak yang belum genap 14 tahun, lanjut dia, dianggap belum mampu menyaring informasi yang diterima secara baik dan benar. Ketika mereka terlalu sering menonton televisi, dikhawatirkan akan memengaruhi kepribadian anak."Jangan sampai perkembangan kepribadian anak lebih didominasi perkembangan emosinya," kata Fadli.
Apalagi, lanjut dia, tidak semua acara televisi aman untuk anak. Bila sering menonton acara yang berbau kekerasan maupun pornografi tentunya bisa berdampak pada perilaku anak yang masih suka meniru. Menurut Fadli, anak yang sudah kecanduan menonton film maupun gambar yang berbau pornografi susah menghilangkan memorinya tentang pornografi tersebut.
"Upaya yang bisa dilakukan hanya memperbaikinya agar tidak berdampak makin buruk terhadap perkembangan anak," katanya.
Selain dibatasi usia minimal 14 tahun, lamanya menonton televisi juga harus dibatasi dalam sepekan maksimal 10 jam. Orang tua yang memanjakan anaknya dengan telepon genggam yang memiliki fasilitas multimedia, kata dia, merupakan tindakan keliru.
Berdasarkan imbauan dari jurnal psikologi, usia anak yang dianggap boleh menggunakan teknologi komunikasi saat menginjak usia 15 tahun.
Pada usia tersebut, kata dia, anak sudah mengerti soal tanggung jawabnya sehingga pemanfaatannya untuk hal-hal yang positif."Jangan sampai generasi sekarang justru mengalami autisme sosial yang mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman sebayanya," katanya.