REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) mendeklarasikan Laskar Anti-Narkoba di Gorontalo, sebagai langkah awal membentuk laskar tersebut di setiap daerah di Indonesia, Kamis (5/5).
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini Indonesia sudah darurat narkoba, sehingga Muslimat NU harus menjadi bagian dari penyelesai masalah itu.
"Kita bukan penonton di negeri kita. Narkoba ini telah mengubah karakter dan pola pikir penggunanya sehingga banyak kekerasan dan kriminalitas terjadi," jelasnya.
Pihaknya membentuk Laskar Anti Narkoba di setiap daerah di Indonesia, sebagai langkah menyelamatkan bangsa dari kehancuran.
"Laskar ini akan terbentuk sekitar 60 persen dari total provinsi. Tahun ini kami menyiapkan laskar yang didahului dengan deklarasinya. Harapan saya saat Kongres Muslimat Juli 2016, seluruh laskar sudah siap," jelasnya.
Menurutnya, tahun 1987 ada kesepakatan di negara-negara ASEAN untuk fokus pada rehabilitasi. "Tapi kita bilang narkoba hanya transit di Gorontalo,'' jelasnya.
''Tahun 1997 dua menteri kesehatan di Eropa mengatakan produsen psikotropika yang paling digemari adalah dari Indonesia. Jadi betapa terlambatnya kita mengantisipasi narkoba," tandasnya.
Peredaran narkobta, lanjutnya, tak hanya ada di kalangan mahasiswa, polisi, TNI, pengusaha namun juga merambah hingga ke anak-anak dan kyai.
"Jadi jangan anggap enteng narkoba, harus siaga dan waspada. Narkoba tidak transit di negara kita, sehingga peran muslimat NU membentuk laskar anti narkoba bukan sesuatu yang mengada-ada" imbuhnya.
Selain deklarasi, pengurus Muslimat NU di Provinsi Gorontalo juga menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) untuk memerangi narkobaM.