REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepak terjang pemilik nama lengkap Wilfried Hofmann di dunia diplomasi luar negeri sangat moncer di atas kertas. Diplomat Jerman ini pernah menjadi asisten peneliti untuk reformasi prosedur sipil federal dan bertugas sebagai direktur Informasi untuk NATO di Brussels dari 1983-1987.
Namun, tugas diplomasi yang mengantarkan perjalanannya menuju Islam adalah ketika pria 85 tahun ini menjabat sebagai atase Kedutaan Besar Jerman di Aljazair pada 1961.
Keberadaannya di negara yang pada masa itu tengah dirundung perang gerilya antara tentara Prancis dan Pasukan Nasional Aljazair yang tengah memperjuangkan kemerdekaan, benar-benar membuka matanya tentang Islam dan bagaimana Muslim Aljazair mempraktikkan serta memegang teguh prinsip mereka.
Hofmann yang dikenal sosialis menyaksikan kekejaman dan pembantaian yang dialami penduduk Aljazair setiap hari. Tak kurang dari 12 orang meregang nyawa dalam sehari. Siapa pun yang menyuarakan kemerdekaan, akan dibantai.
"Saya menyaksikan kesabaran dan ketahanan warga Aljazair menghadapi penderitaan ekstrem," tuturnya.