REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung siap menjalankan program Maghrib Mengaji yang selama ini direncanakan. Dalam waktu dekat program mulia ini akan dilaksanakan dengan merekrut relawan yang bertindak sebagai guru mengaji.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menyebutkan hingga kini sudah ada sekitar 2.000 relawan dari berbagai kampus Islam dan pengurus remaja masjid yang mendaftar menjadi guru mengaji. Mereka nantinya akan disebar ke masjid-masjid yang ada di Kota Bandung.
Emil, sapaan akrab Wali Kota Bandung, meminta para relawan tidak sekadar mengajarkan mengaji Alquran kepada anak-anak. Tapi juga memberikan pemahaman pendidikan karakter. Berkaitan dengan anti terorisme dan pergaulan bebas.
"Saya titipkan urusan pendidikan antikorupsi, antiterorisne, anti narkoba, anti pergaulan bebas dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti," kata Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/4).
Diharapkan dengan begitu, anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa Indonesia dapat memiliki landasan prinsip yang kuat tentang kebaikan. Tidak mudah terbujuk terjun kepada hal-hal yang buruk.
Menurut Emil, program ini sangat mulia. Sebagai bagian dari pengembangan pendidikan anak bukan hanya di sekolah, bela negara, lingkungan, tapi juga berbasis agama. Selain itu, anak-anak juga tidak lagi keluyuran pada maghrib atau malam hari untuk aktivitas yang negatif.
Selain program Maghrib Mengaji yang diperuntukkan anak-anak Muslim, Pemkot Bandung juga akan merencanakan pendidikan agama untuk yang non Muslim.
"Yang non muslim juga sedang dirumuskan oleh timnya sendiri hanya yang Islam ini sudah lebih dulu karena banyak anak-anak ini makin lama jauh dari masjid," ujarnya.
Program ini sudah mulai digagas beberapa bulan lalu. Emil menyebutkan persiapan program ini sudah mencapai 90 persen. Tinggal menjalankan di setiap masjid yang ada di Kota Bandung. Meskipun belum diresmikan, beberapa kelurahan sudah mulai menjalankan program Maghrib Mengaji.