Kamis 21 Apr 2016 21:55 WIB

PPI Serahkan Bantuan kepada Bulan Sabit Merah Suriah

Rep: Ratna Puspita/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang ayah dan anaknya merupakan pengungsi dari Suriah, berjalan menuju perbatasan Serbia dari pusat transit bagi para pengungsi di dekat desa Tabanovce, Kumanovo, Republik Yugoslavia, (4/2).
Foto: EPA
Seorang ayah dan anaknya merupakan pengungsi dari Suriah, berjalan menuju perbatasan Serbia dari pusat transit bagi para pengungsi di dekat desa Tabanovce, Kumanovo, Republik Yugoslavia, (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) sedunia menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Bulan Sabit Merah Suriah atau Syrian Arab Red Crescent (SARC) di Kantor Pusat SARC, Damaskus, Suriah, Rabu (20/4). Bantuan ini diberikan sebagai ungkapan solidaritas dan perhatian terhadap rakyat Suriah yang berada di penampungan.

PPI sedunia menyerahkan bentuan senilai 3,565 juta Lira Suriah atau sekitar tujuh dolar AS serta enam kardus berisi pakaian dan kebutuhan anak-anak. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah, memediasi pemberian bantuan itu.

Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto turut hadir dalam pemberian bantuan yang diterima langsung oleh Presiden SARC Abdul Rahman Attar. Pada kesempatan itu, Djoko mengungkapkan rasa keprihatinannya yang mendalam atas krisis yang terjadi di Suriah dan berharap konflik di Suriah akan segera berakhir di masa yang mendatang.

Djoko menuturkan Pemerintah Indonesia juga telah menyampaikan bantuan resmi senilai 500 ribu dolar AS melalui organisasi PBB UN-OCHA. “Sementara bantuan melalui SARC ini sebagai bentuk solidaritas para pelajar dan rakyat Indonesia terhadap penderitaan rakyat Suriah,” kata dia melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/4).

Attar menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Indonesia. Attar pun menyampaikan terima kasih pada para pelajar yang mengumpulkan dana bagi rakyat Suriah. Ini merupakan merupakan bukti solidaritas rakyat Indonesia dalam krisis yang dihadapi di Suriah. "Uang tunai bantuan tersebut akan dibelikan susu," kata dia.

Menurut Attar, dana tersebut dialokasikan untuk membeli susu karena sangat dibutuhkan para balita dan anak-anak. Dia menjelaskan, bantuan PBB untuk penampungan di bawah pengawasan SARC tidak termasuk komponen susu untuk anak-anak yang sangat memerlukan.  

Pada kesempatan itu, Attar menyampaikan dia telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia, terutama ke Jakarta dan Bali, untuk urusan organisasi kemanusian.

Bulan Sabit Merah Suriah atau SARC merupakan organisasi kemanusiaan independen yang merupakan anggota dari Konfederasi Bulan Sabit dan Palang Merah Internasional. SARC memiliki 14 cabang di propinsi-propinsi Suriah dan 75 sub cabang hingga ke pelosok Suriah.

SARC melakukan misi independen dan kemanusiaan, jauh dari ranah politik dan keberpihakan. Misi itu juga penuh risiko karena mereka harus menjadi penengah antara Pemerintah dan oposisi serta kelompok bersenjata lainnya. SARC dapat masuk ke wilayah-wilayah hot area yang dikuasai kelompok-kelompok bersenjata untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan baik melalui darat maupun udara.

Lebih dari lima tahun, konflik bersenjata melanda Suriah. Perang saudara itu menyebabkan jutaan warga Suriah menjadi korban, termasuk para relawan. Tercatat, 65 korban jiwa dari SARC yang berada di garis terdepan penyaluran bantuan kemanusiaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement