Selasa 19 Apr 2016 15:44 WIB

Begini Islamofobia Ganggu Muslim AS

Rep: Retno Wulandhari / Red: Achmad Syalaby
Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia
Foto: world bulletin
Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, Bertahun-tahun lamanya diskriminasi telah memakan banyak korban dikalangan komunitas Muslim Amerika Serikat (AS). Kebencian yang mendalam telah memicu banyak peristiwa insiden berupa serangan secara fisik, aksi vandalisme di masjid hingga retorika memecah belah dari kandidat calon presiden.

Beberapa Muslim AS menyebut Islamofobia sering menjadi sangat menakutkan. Dalam sebuah video, HuffPost Rise mengundang empat Muslim AS untuk berbicara mengenai pengalaman mereka menjadi seorang Muslim di AS sekarang.

Para narasumber mengatakan praktik sederhana dalam beribadah seperti mengenakan hijab, memelihara jenggot ataupun berpuasa seringkali disalahartikan oleh mereka yang berprasangka terhadap Islam.  

Rowaida Abdelaziz, seorang editor media sosial di The Huffington Post, menuturkan bahwa video itu menceritakan tentang bagaimana praktik ibadah ini telah dipolitisasi sedimikian rupa. Contohnya saja seperti peristiwa penembakan di San Bernadirno. Sajadah dan Alquran dijadikan sebagai barang bukti yang ditemukan saat penggeledahan kediaman tersangka pelaku penembakan.

"Jika seseorang memasuki apartemen saya mereka akan menemukan benda yang sama. Sajadah dan Alquran adalah benda yang selalu saya gunakan setiap hari untuk memperdalam spiritualitas saya secara pribadi," ujar Abdelaziz dilansir The Huffington Post.

"Parahnya lagi, tiba-tiba sajadah dan Alquran dianggap sebagai barang yang memiliki hubungan kuat dengan teroris," tambahnya. Imam Khalid Latif, ulama dari Pusat Islam Universitas New York, mengatakan banya Muslim harus memilih antara menjalankan keyakinannya dan tidak menjalankannya hanya agar dapat hidup normal setiap harinya.

"Muslim adalah populasi yang dipinggirkan hampir diseluruh aspek," kata Latif.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement