REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam tidak lama lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan. Ormas-ormas Islam pun disibukkan dengan penetapan awal bulan suci ini.
Ketua Umum PP Al Irsyad Abdullah Djaidi mengungkapkan dalam penentuan awal Ramadhan, Al Irsyad menggunakan dua metode, yaitu hisab dan rukyat. Ia mengatakan dari perhitungan yang dilakukan, Al Irsyad turut menemukan awal Ramadhan akan jatuh pada 6 Juni 2016.
"Menurut perhitungan kita, pada 5 Juni kondisi hilal sudah bisa dirukyat dan awal Ramadhan kemungkinan sama dengan Muhammadiyah," kata Djaidi kepada Republika.co.id, Selasa (19/4). (Baca: Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 6 Juni).
Ia mengakui meski tidak mengumumkan hasil hisab ke publik layaknya Muhammadiyah, hasil perhitungan hisab Al Irsyad sudah dilaporkan ke Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama. Al Irsyad menggunakan dua metode hisab dan rukyat, yang dimaksudkan agar saling mendukung hasil.
Meski begitu, Djaidi memaklumi kalau Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudil hilal, dalam menentukan awal Ramadhan maupun awal Syawal. Bahkan, ia memperkirakan hasil penentuan awal Ramadhan semua ormas Islam di Indonesia, tahun ini akan sama dimulai bersama-sama.
Djaidi menambahkan akan sangat baik apabila keputusan awal Ramadhan bisa bersama-sama, sehingga memudahkan umat untuk fokus beribadah. Namun, ia menekankan kepada umat untuk tidak memprmasalahkan, kalau nantinya ada perbedaan soal awal Ramadhan. (Baca: Muhammadiyah dan NU Kemungkinan Awali Puasa Hari yang Sama).