Jumat 08 Apr 2016 10:43 WIB

Menhan Harapkan Santri Jadi Pemimpin Seperti Rasulullah

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Achmad Syalaby
(dari kiri) Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).
Foto: Republika/ Wihdan
(dari kiri) Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri rapat terbatas bersama presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyampaikan pesan yang harus dijadikan pedoman para santri dalam menuntut ilmu dan bermasyarakat. Pesan pertama yang ditekankannya adalah mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merupakan kewajiban setiap individu.

"Pertahanan negara bukan hanya untuk menjaga kedaulatan bangsa, melainkan juga untuk melindungi segenap bangsa dari segala bentuk ancaman," kata Ryamizard di Pondok Pesantren Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Jumat (8/4).

Sebagai calon pemimpin di masa depan, menurutnya, santri juga harus memberikan keteladanan sebagai umat Islam dengan mengedapkan toleransi dan harmonisasi dalam nermasyarakat. Selain itu, dia juga berharap para santri bisa menubjukan moralutas dan karakter yang kuat.

"Sehingga ketika menjadi pemimpin akan pandai merasa, bukan merasa pandai," ucap Ryamizard.

Pesan selanjutnya, Ryamizard meminta para santri agar tetap semangat dalam mencari ilmu dengan bersandar pada kebenaran Agama Islam. Menurutnya, para santri juga harus menjadi generasi yang senantiasa menggelorakan persatuan dan kesatuan.

Saat terpilih menjadi pemimpin, Ryamizard berharap, para santri bisa menjadi pemimpin yang amanah, layaknya Rasulullah SAW. Tentunya, dengan tidak mengedepankan kepentingan materi dan kekuasaan, melaikan mengutamakan dimensi spiritual atau yang bersifat batin.

Terakhir, dia berharap para santri bisa memerangi berbagai bentuk paham radikalisme melalui penamaan bela negara yang dijiwai militansi Pancasila. "Inilah salah satu cara paling efektif dan produktif dalam memerangi paham radikalisme," kata Ryamizard.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement