Jumat 08 Apr 2016 10:39 WIB

Zakat Bikin Kita Happy, Ini Buktinya

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Achmad Syalaby
Zakat.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Zakat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- CEO Rumah Zakat (RZ) sekaligus Ketua Forum Zakat Nasional Nur Efendi mengatakan, semua orang punya momen dan cara beragam untuk meraih bahagia. 

"Namun saya mempercayai bahwa zakat dan pajak bisa jadi media untuk membuat kita happy. Contoh saja Denmark yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai Negara dengan Index of Happiness yang paling tinggi, dua diantara komponen index ini adalah kedermawanan," katanya, Jumat (8/4).

Dia menjelaskan, datanya diambil dari pertanyaan pada penduduk dunia tentang apakah anda memberikan sumbangan sosial dalam kurun waktu sebulan terakhir? Untuk persepsi atas korupsi, datanya dikumpulkan dari persepsi para penduduk di berbagai negara yang mempersepsikan banyak atau tidaknya korupsi di tubuh pemerintahan ataupun bisnis yang mereka jalani.

Kata dia, keduanya bisa dipersepsikan sebagai simbol dari zakat dan pajak. Kesadaran orang berzakat idealnya menjadi panggilan bagi setiap muzakki untuk menunaikan hak mereka yang tak berpunya dari harta yang mereka miliki, dengan distribusi akuntabel dan profesional oleh badan dan lembaga pengelola zakat. 

Begitu pula pajak. Nur menjelaskan, idealnya dibayarkan karena landasan yang kuat bahwa dana pajak mereka akan dipergunakan secara proporsional untuk pembangunan negara yang akan berdampak langsung bagi dirinya dan masyarakat secara umum. Karena itu, komitmen untuk senantiasa menunaikan zakat dan membayar pajak menjadi jalan untuk bahagia. 

"Terlalu pragmatis? Bisa jadi, tapi setidaknya bagi saya adalah sebuah bentuk kebahagiaan tersendiri ketika bisa melihat anak yatim yang saya bantu bisa sekolah lebih tinggi. Begitu juga ketika saya menjadi warga yang taat bayar pajak, saya bisa berjalan bangga bahwa saya punya kontribusi untuk pembangunan Indonesia untuk senantiasa menjadi lebih baik."

Orang yang berzakat dan taat pajak tidak seperti sejumlah nama para pemilik dana besar dalam Panama Papers. Jika terbukti benar melakukan kecurangan dalam mengemplang pajak, kata dia, maka hidup mereka akan selalu gundah gulana. Jadi, dia menegaskan, ada tiga langkah yang bisa dicoba untuk bahagia antara lain tunaikan zakat, bayar pajak, dan jadi bahagia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement