Rabu 30 Mar 2016 15:05 WIB

Pemerintah Siapkan Impor 10 Ribu Ton Daging Sapi Ramadhan 2016

Rep: sonia fitri/ Red: Damanhuri Zuhri
Daging sapi (ilustrasi)
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas (Rakortas) berencana mengimpor daging sapi dari Australia. Daging-daging tersebut dikhususkan untuk menambal pasokan kebutuhan sapi di Ramadhan dan Idul Fitri 2016. 

"Ini berdasarkan rakortas pagi kemarin, dihadiri Menteri Pertanian, Menteri BUMN dan Menko, mengantisipasi lonjakan permintaan jelang lebaran," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Sri Mukartini, Rabu (30/3).

Ia mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan sebagai narasumber dalam diskusi bertema "Kebutuhan Daging Sapi Menjelang Idul Fitri 2016, Mengantisipasi Gejolak Harga, Permasalahan dan Solusi". Diskusi diselenggarakan Komite Daging Sapi Jakarta Raya bersama ASPIDI dan Asosiasi terkait.

Pelaksanaan impor, lanjut dia, tengah menunggu permohonan PT Berdikari untuk pemasukannya. Di sisi lain, Pemerintah juga terus merealisasikan impor sapi bakalan secara bertahap dengan total 600 ribu ekor sepanjang 2016. Di luar Ramadhan dan Idul Fitri juga akan mengimpor daging sebanyak 82.34 ribu ton.

Meski begitu, ia menegaskan pemerintah akan terus melakukan peningkatan populasi sapi lokal agar pengadaan daging sapi tak bergantung impor. Caranya yakni melakukan geretak birahi, penyebaran pejantan sapi potong dan kebau di daerah, menata alur niaga distribusi dengan mengadakan kapal ternak serta menyediakan sarana prasarana rumah potong hewan yang berstandar agar distribusi ke DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten lancar.

Pemerintah, lanjut dia, juga akan merancang skema penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk program integrasi Sapi-Sawit. Namun pelaksanaannya masih dalam pembahasan. "Kita juga menekan agar penyembelihan sapi betina dicegah, perlu koordinasi intes dengan daerah terutama untuk pengawasan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement