Ahad 27 Mar 2016 16:18 WIB

Triwulan Pertama 2016, Angka DBD Kota Bekasi Capai 1.100 Kasus

Rep: c38/ Red: Muhammad Subarkah
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Angka penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bekasi selama triwulan pertama 2016 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan 2015. Sepanjang Januari-Maret, tercatat angka 1.100 kasus dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 17 orang.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tetty Manurung, menuturkan angka 1100 kasus ini didapat dari laporan Puskesmas dan RS se-Kota Bekasi yang masuk ke Dinas Kesehatan. Angka paling tinggi tercatat pada bulan Februari 2016 dengan lebih dari 500 kasus.

Kendati angka ini terpaut jauh dibanding total kasus DBD tahun 2015 yang hanya berjumlah 1006 penderita, Tetty mengatakan, Pemkot Bekasi belum menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Ia menjelaskan, untuk menentukan status KLB harus ada pernyataan dari kepala daerah, dalam hal ini Wali Kota Bekasi.

"Kita belum ada pernyataan seperti itu. Wali Kota sudah melakukan Gerakan Serentak Pembersihan Sarang Nyamuk (Gertak PSN) dengan harapan sesudah itu ada perubahan," kata Tetty Manurung kepada Republika di Bekasi, Ahad (27/2).

Menurut Tetty, tren kenaikan angka DBD tidak hanya terjadi di Kota Bekasi, tapi juga di kota-kota lain. Mustikajaya hingga kini tercatat sebagai kecamatan dengan angka DBD tertinggi dibanding 11 kecamatan lain di Kota Bekasi. Pasien paling banyak berusia anak-anak, dimana sebagian besar kasus ditangani oleh puskesmas.

Dinas Kesehatan berharap, Gertak PSN dapat dilakukan serentak minimal satu kali selama sepekan untuk menekan angka DBD.

"PSN atau Gertak PSN ini kan hanya satu trigger (pemicu) dimana harus ada satu kesadaran bersama, bukan hanya aparatur pemerintah kota, tapi seluruh masyarakat Kota Bekasi," ujar Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu.

Menurut Syaikhu, kunci untuk menekan angka DBD terletak pada kesadaran masyarakat terhadap kebersihan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Ia menegaskan, harus ada kebersamaan di lingkungan rukun tetangga untuk menjaga kebersihan supaya Kota Bekasi bebas dari penyakit endemik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement