Ahad 27 Mar 2016 09:19 WIB

Ada Resah di 'Kampung Tua’ Luar Batang…?

Masjid Luar Batang, Jakarta Utara, Rabu (8/2). (Republika/Prayogi)
Gerbang masuk Masjid Luar Batang

Pakar sejarah Islam dan sufisme, DR Abdul Hadi WM, menegaskan keberadaan kampung Luar Batang dan Habib Husein bin Abubakar Alaydrus tak bisa diremehkan. Kampung tersebut erat kaitannya sejarah penyebaran Islam di Indonesia.

‘’Jadi bukan hanya urusan orang Kampung Luar Batang saja. Tapi sudah menyangkut urusan umat Islam. Bila akan ditata, ya ditata akan seperti apa. Jangan terkesan Islamofobia dan semena-mena,’’ katanya.

Menurut dia, memisahkan antara warga kampung dan situs masjid dan kompleks makam Habib Alayidrus itu hal yang semena-mena. Apalagi semenjak 400 tahun antara warga kampung dan situs tersebut sudah menyatu.’’Warga kampung itulah yang selama ini menghidupkan dan menjaga situs sejarah itu. Tanpa ada mereka keberadaan masjid dan makam sudah tak ada,’’ ujarnya.

Dari pengamatan Abdul Hadi belakangan memang tindakan dan kebijakan pemerintah DKI terlihat aneh. Mereka terlihat tak menghargai pusat-pusat kebudayaan. Bila ada tempat itu, maka semuanya ingin diganti menjadi area dagang untuk melayani kaum kapitalis.

Semua fakta yang janggal itu, lanjut Abdul Hadi, bisa dilihat apa yang kini terjadi dengan kompleks kebudayaan Taman Ismail Marzuki (TIM). Keberadaannya terlantar dan tak terurus. Katanya akan diperbaiki, bahkan masjid Amir Hamzah, sudah dirobohkan.

''Nmun, ternyata yang kemudian muncul adalah konsep dagang kapitalistik, bukan  lagi kompleks pengembangan kebudayaan. Ini makin aneh sebab di sana ada sekolah kesenian, yakni Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Maka kalau kini akan menimpa Kampung Luar Batang semua pihak wajib mengawasinya. Syukur kalau ada orang seperti Yusril yang mau membelanya,’’ kata Abdul Hadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement