Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa..
Hanya memberi, tak harap kembali..
Bagai sang surya, menyinari dunia..
Petikan lagu di atas tentu tidak asing lagi di telinga kita. Potret kepribadian dari seorang Ibu yang memang kasih sayangnya tak pernah bisa terhitung jemari, tak mampu terucap dengan kata, dan tak terbatas ruang dan waktu. Kasih sayang sepanjang hayat, sepanjang masa, sepanjang cinta masih terasa tiap hembusan nafas. Setidaknya, ada tiga fase yang membuat sosok ibu banyak disebut baik dalam Al-Quran maupun hadits. Dalam hadits, Allah menyempurnakan perempuan dengan pengabadiannya dalam surah An-Nisa. Sedangkan dalam hadits, Rasulullah Saw menyebutkan bahwa yang harus diutamakan adalah ibu; hingga beliau menyebutkannya tiga kali.
Tentu bukan tanpa alasan jika beliau bersabda demikian karena memang secara kodrati, perempuan yang telah menikah (seizin Allah) akan mengalami tiga fase yang tidak mudah dalam hidupnya; yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Tiga kodrat dari Allah yang dimiliki seorang ibu inilah yang membuat beliau mengutamakan sosok ibu, kemudian ayah. Kendati dalam sabda Rasulullah ibu disebutkan hingga tiga kali kala seorang sahabat bertanya siapakah yang lebih dulu aku hormati? Lalu Rasul menjawab, “Ibumu,”, namun tetap saja, esensinya, kita harus mengabdikan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang hingga beliau menua, sepanjang keduanya mengajak kita kepada ketaatan pada Allah dan kebaikan kepada sesama.
Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Telah datang kepadaku seorang wanita miskin yang membawa dua anak perempuan, lalu saya memberinya makan dengan tiga buah kurma. Kemudian wanita tersebut memberikan kurmanya satu persatu kepada kedua anaknya kemudian mengangkat satu kurma ke mulutnya untuk ia makan. Tetapi, kedua anaknya meminta kurma tersebut. Akhirnya, dia pun memberikan kurma yang ingin ia makan kepada anaknya dengan membelahnya menjadi dua. Saya sangat kagum dengan kepribadian perempuan itu. Kemudian saya menceritakan apa yang diperbuat oleh perempuan itu kepada Rasulullah Saw. Maka, beliau pun bersabda, “Allah Swt telah mewajibkan kepadanya untuk masuk surga atau membebaskannya dari neraka,” (HR Muslim)
Subhaanallah, sepintas memang terlihat ringan tentang apa yang dilakukan ibu tersebut. Namun karena keikhlasan dirinya menjaga dan rasa kasih sayangnya kepada anaknya jauh lebih besar ketimbang hasrat laparnya yang sebenarnya juga perih ia rasakan, ia mampu melakukan itu tanpa harus memarahi kedua anaknya yang sebenarnya mereka sudah lebih dulu mendapatkan jatah kurma.
Perihal hadits di atas, menurut Dr Musthafa Sa’id Al-Khin, hadits di atas memberikan faedah keutamaan menjaga anak-anak. Dengan keutamaan tersebut, kita akan terhindar dari api neraka serta terhapuslah dosa-dosa. Jika dengan memberikan sepotong kurma saja dapat menghantarkan seorang ibu ke surga, apalagi jika kita mampu merawat dan menjaga anak tanpa lelah dan berkeluh kesah dari pagi hingga bertemu pagi lagi? Menjadi orangtua adalah proses sepanjang hayat. Diperlukan ilmu kesabaran dan keikhlasan untuk kita agar tiba sampai gerbang rahmat-Nya. Gerbang yang akan menghantarkan kita ke pintu surga-Nya Allah Subhaanahu Wata’alaa. Aamiin