REPUBLIKA.CO.ID, MALANG- Sebanyak 245 penyandang disabilitas di Malang Raya menerima bantuan alat bantu untuk menopang kegiatan mereka sehari-hari dari Alfamart sebagai rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-70 Muslimat NU di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (24/3).
Keseluruhan alat bantu diserahkan kepada para penyandang disabilitas tersebut, berupa 50 kursi roda, 40 walker, 30 kruk, dan 125 tongkat tuna netra. Penyerahan secara simbolis dilakukan pihak swasta yang mengumpulkan donasi dari konsumennya kepada panitia Harlah ke-70 Muslimat NU. "Dana yang terkumpul sekitar Rp2,5 miliar dan diwujudkan dalam bentuk alat bantu ini," ujar Wakil Bupati Malang HM Sanusi di hadapan ratusan penerima alat bantu tersebut.
Kementerian Sosial (Kemensos) RI mengapresiasi langkah Alfamart yang memberikan bantuan berupa alat bantu tersebut bagi para difabel. "Kegiatan bakti sosial seperti ini merupakan langkah positif yang didukung penuh oleh Kemensos. Siapa saja bisa melakukan baik NU, maupun yayasan lain, namun untuk program ini, dana partisipasinya berasal dari pengusaha, yakni Alfamart," kata Direktur Pengelolaan Bantuan Sumber Dana Sosial Kementerian Sosial RI, Mirarianti Kurniasih, dalam keterangan pers kepada Republika, Jumat (25/3)
Ia mengatakan dalam program santunan 245 alat bantu disabilitas, Kemensos berkapasitas sebagai pemberi izin bagi Alfamart untuk penggalangan dana untuk kegiatan sosial kepada pelanggan. "Kita memberi izin untuk kemudian mengawasi pelaksanaannya agar tepat sasaran,” ujarnya.
Mirarianti mengakui permasalahan sosial yang ada di Indonesia tidak bisa hanya ditangani Kementerian Sosial saja, tetapi juga perlu dukungan lembaga atau instansi lain yang melakukan gerakan sosial untuk masyarakat yang membutuhkan.
Sementara itu, Deputy Branch Manager Alfamart Cabang Malang, Darmansyah, menambahkan penyaluran dana Corporate Social Responsibility (CSR) sengaja dipilih untuk warga yang mengalami disabilitas karena berdasarkan data yang diperolehnya, ada sekitar 80 persen penyandang disabilitas yang tidak memiliki alat bantu.
"Dengan adanya bantuan tersebut, semoga penyandang disabilitas dapat lebih produktif sehingga kualitas hidupnya juga dapat meningkat,” ucapnya.
Pada hari yang sama (Kamis, 24/3) Sebanyak 5.000 siswa-siswi jenjang Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD dan Raudhatul Athfal (RA) juga bersaing dalam lomba mewarnai logo Nahdatul Ulama di Alun-alun Malang untuk memperebutkan Piala Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Ketua Panitia Lomba Mewarnai Logo NU, Mutammimah Hasyim Muzadi kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sejak dini terutama dalam bidang kesenian (menggambar dan mewarnai).
"Kami berharap lomba mewarnai ini dapat memberikan ruang bagi anak-anak untuk bisa berkreasi dan berkarya dalam menyalurkan bakat dan minatnya. Dengan mengikuti lomba mewarnai logo NU, paling tidak mereka akan mengenal NU sejak dini," ucapnya.