Rabu 23 Mar 2016 21:44 WIB

Muslimah Amerika Kini Memilih Produk Kosmetik Halal

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Kosmetika berlabel halal. (ilustrasi)
Foto: www.irib.ir
Kosmetika berlabel halal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK --  Pendiri brand kecantikan dari New York, Claudia Nour, mengungkap sejumlah signifikan Muslimah terkejut mengetahui mayoritas produk perawatan dan kecantikan yang mereka miliki menyembunyikan komposisi yang dilarang. Dilansir dari Al-Arabiya, Sabtu (19/3), seringkali merek-merek kosmetik terkenal menggunakan gelatin, keratin, dan kolagen dari babi. Terdapat pula alkohol serta bahan-bahan tambahan tahan air yang membuat sulit untuk beribadah.

"Sejumlah besar persentasi Muslimah, terutama para mualaf, tidak menyadari apa yang ada di dalam kosmetik mereka. Beberapa orang mungkin telah menduga, tetapi takut untuk memastikannya," jelas Nour. Dia memaparkan pula wanita-wanita Muslim yang takut mengkonfirmasi kandungan dalam kosmetik yang mereka kenakan antara lain karena mengira tidak memiliki alternatif lain.

Akan tetapi, Nour menambahkan, jika para Muslimah tersebut menemukan produk kosmetik halal, mereka akan merasa nyaman menggunakan kosmetik lain. Tentunya jika Muslimah diberi pilihan antara halal atau non-halal, pilihannya akan jatuh ke produk halal. Dengan perkiraan pasar kosmetik halal akan meningkat hingga 15 persen dalam lima tahun ke depan, berbagai merek kosmetik mulai melirik untuk mengisi pangsa pasar tersebut.

Kelompok kecantikan internasional mulai menyadari peluang tersebut dari kebiasaan konsumen wanita Arab mengeluarkan uang mereka untuk kebutuhan kosmetik. Laporan konsumen oleh Thomson Reuters mencatat pengeluaran global untuk produk kosmetik oleh konsumen Muslim mencapai 2 miliar dolar tiap tahun. Angka ini diperkirakan akan meningkat hampir dua kali lipat pada 2019. Dengan kemungkinan ini, tak heran pelaku industri kosmetik mulai coba menembus pasar Muslim.

Beberapa merek seperti Inglot, Wojooh, H by BCI dan Nails Inc. telah mencoba respon pasar Muslim pada produk mereka. Melalui koleksi kutek atau pewarna kuku yang kini memiliki teknologi berpori-pori sehingga air dapat melewati lapisan cat, perusahaan-perusahaan tersebut melihat makin banyak wanita Muslim mulai tertarik. Bahkan non-Muslim pun tergugah menggunakan produk halal seperti kutek tersebut, yang diklaim lebih sehat untuk kuku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement