REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Muslimat NU akan mencetak dua rekor MURI pada puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat Nadhatul Ulama (Muslimat NU) ke-70. Pemecahan rekor akan menguatkan identitas Indonesia sebagai salah satu pusat jilbab dunia. Hal ini ditandai dengan adanya agenda pemecahan rekor MURI dengan jumlah peserta berganti jilbab terbanyak pada puncak peringatan Harlah Sabtu (26/3) mendatang.
Ketua Pengurus Besar Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menjelaskan 70 ribu peserta peringatan Harlah akan berganti jilbab dari hijau ke putih secara serentak. Jilbab yang seluruhnya diupayakan secara swadaya oleh para peserta menjadi simbol bahwa Indonesia layak menjadi pusat desain jilbab dunia.
"Saat ini Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara pendesain jilbab dan posisi ini merupakan momen yang baik untuk melakukan kapitalisasi," kata Khofifah dalam konferensi pers yang digelar Ahad (20/3) di Malang.
Pemecahan rekor tak berhenti sampai di situ. Usai berganti jilbab, Muslimat NU akan memecahkan rekor lewat atraksi 50 ribu rebana. Dikatakan Khofifah, agenda pemecahan rekor tak sekadar bertujuan mencari sensasi belaka. Namun pemecahan rekor tersebut menyampaikan pesan bahwa Muslimat NU senantiasa menguatkan UKM dan industri kreatif yang diinisiasi kaum perempuan.
"Kemandirian adalah ciri khas Muslimat NU," tegasnya.
Selama ini, Muslimat NU aktif menyelenggarakan berbagai program dan kegiatan mulai dari bidang sosial, kemasyarakatan, kesehatan, pendidikan, hingga advokasi dan penguatan civil society. Muslimat NU juga meningkatkan berkontribusi dalam MDGs dan SDG’s dalam upaya memajukan masyarakat khususnya perempuan Indonesia.