REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyarankan kepada seluruh calon jamaah haji (CJH) 2016 membuat paspor sendiri. Pembuatan paspor pun diminta dilakukan lebih awal untuk mengantisipasi terlambatnya keluar visa seperti tahun sebelumnya.
"Kami minta keluangan waktu bagi CJH yang berangkat tahun ini bisa urus sendiri pembuatan paspor, nanti biaya yang dikeluarkan bisa diganti," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram Burhanul Islam, di Mataram, Kamis (17/3).
Pada musim haji 2015 lalu, puluhan calon haji asal NTB ditunda pemberangkatannya. Mereka pun harus terpisah dengan anggota keluarganya karena visa dari Kedutaan Arab Saudi belum terbit. Burhanul menyebutkan, estimasi kuota CJH musim haji 2016 sebanyak 528 orang. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya 459 orang.
Ia mengatakan, jika seluruh CJH sudah merampungkan proses pembuatan paspor lebih awal dari jadwal, pihaknya bisa segera melaporkan ke Kantor Wilayah Kemenag NTB untuk segera mengurus visa di Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia.
Visa adalah tanda bukti boleh berkunjung yang diberikan pada penduduk suatu negara jika memasuki wilayah negara lain yang mempersyaratkan adanya izin masuk."Ada banyak waktu jika ada bermasalah paspor atau tertolak sistem paspornya. Kami bisa segera melakukan perbaikan jika paspor sudah rampung lebih awal dari jadwal," ujarnya.
Upaya sosialisasi pembuatan paspor lebih awal, menurut dia, sudah diterima oleh masyarakat. Hal itu terlihat dari sebagian besar dari 528 CJH musim haji 2016, sudah memiliki paspor. Sebagian dari mereka ada yang memanfaatkan paspor yang sudah dibuat untuk perjalanan ibadah umrah dan perjalanan dinas ke luar negeri.
"Alhamdulillah sebagian besar CJH tahun ini sudah punya paspor. Ada yang membuat pada saat mau umrah dan perjalanan dinas yang berakhir penggunaannya pada 7 Maret 2017," ucap Burhanul.