REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Adalah Lori Ismail, Laila El-Gohary, dan Adel Ginwala, tiga dari sejumlah Muslim Amerika yang bekerja di pemerintahan. Dilansir dari Al-Arabiya, Rabu (16/3), Ismail dan kedua Muslim lainnya kini masih menjabat sebagai staf pemerintahan di Gedung Putih.
Masing-masing Muslim muda tersebut memiliki pandangan tersendiri tentang karier mereka di dunia pemerintahan Amerika Serikat. Ismail, bekerja di Kantor Hubungan Legislatif. Untuk mencapai kariernya saat ini, Muslimah muda itu menghadapi berbagai rintangan.
Keluarganya terutama yang menginginkan dirinya bekerja di bidang-bidang ahli bisnis, kedokteran, atau menjadi insinyur. Sedangkan Ismail ingin menciptakan perbedaan di dunia melalui pelayanan publik.
Sebagai seorang Muslim, Ismail merasa latar belakangnya tidak menghalangi kariernya di Gedung Putih. Malah, wanita kelahiran Dearborn, Michigan tersebut, merasa statusnya sebagai Muslim adalah asetnya. Namun Ismail belum berani menyebut dirinya sebagai teladan bagi Muslim lain.
"Tetapi posisi saya mungkin dapat mendorong dan menarik perhatian warga Amerika keturunan Arab pada konsep pelayanan publik," jelasnya.
Sementara Gohary, bekerja di Gedung Putih adalah impiannya sejak kecil. Untuk mewujudkan mimpinya itu, ia rela meninggalkan Eropa dan pekerjaannya terhdahulu. Keluarganya menganggap Gohary kehilangan akal, tetapi ia berkeras atas keinginannya mewujudkan perbedaan di dunia.
"Mimpi saya sejak kecil adalah bekerja di Gedung Putih. Saya tidak ingin menjadi presiden atau menteri di kabinet. Bahkan saya akan sangat senang jika bekerja sebagai petugas kebersihan di sana karena satu alasan; saya ingin menjadi bagian dari sejarah Gedung Putih," cerita mantan staf public relations tersebut.
Awal kariernya, Gohary bekerja sebagai relawan kampanye Barak Obama. Setelah itu ia menjadi staf departemen teknologi kantor presiden. Hingga saat ini, ia masih belum percaya impiannya telah tercapai.
Untuk Ginwala yang baru bekerja di Gedung Putih mulai 2015 lalu, motivasinya bekerja untuk pemerintah muncul setelah mendengar pidato Obama pada 2004 silam. Setelah itu ia menjadi staf kampanye Obama dan hal itu membawanya sampai ke Gedung Putih. Ia sangat senang bisa bekerja di gedung yang sama dengan presiden.
"Menjadi Muslim di sini, menyenangkan memiliki kesempatan untuk memperlihatkan pada Muslim muda lainnya yang merasa berbeda, bahwa mereka memiliki tempat dan tidak ada yang tidak bisa mereka lakukan," ungkap Ginwala.