Selasa 15 Mar 2016 10:32 WIB

Dialog Muslim-Kristiani Diminta dari Tingkat RT

Kerukunan Beragama (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dialog Muslim-Kristiani dinilai sebaiknya dimulai dari akar rumput guna mewujudkan keharmonisan hubungan antarumat beragama di Indonesia. Dialog pun harus dimulai dari tingkat RT/RW.

Hal ini merupakan salah satu rekomendasi disertasi doktor Pastor Konstantinus Bahang OFM yang disampaikan di depan tiga penguji dari Fakultas Teologi Universitas Pontificia Antonianum di Roma, Italia.

Sekretaris Tiga KBRI Vatikan Sturmius Teofanus Bate kepada Antara London, Selasa (15/3), menjelaskan, dalam disertasi setebal lebih dari 300 halaman yang berjudul, "Interreligius Dialogue Between Muslims and Christians in Indonesia and the Role of Pancasila, " Pastor Bahang OFM mengkaji berbagai kemungkinan mengembangkan dialog antara umat Islam dan Kristiani. Dialog dilakukan dalam kerangka dasar negara Pancasila.

Bahan-bahan yang dirujuk dalam penelitian bersumber dari dokumen-dokumen Nahdlatul Ulama (NU), Muhamaddiyah, Konferensi Waligereja Indonesia, dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).

Pastor yang lama mengabdi di Papua ini meyakini Pancasila merupakan pelindung bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Meski demikian diakui masih terdapat penafsiran berbeda di antara umat beragama mengenai format dialog.

Di Indonesia, menurutnya, seluruh warga negara diwajibkan memilih salah satu dari enam agama secara bebas karena Indonesia merupakan negara ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Hak untuk memilih agama diyakini merupakan rahmat yang Tuhan berikan kepada manusia Indonesia.

Dalam presentasinya, Pastor Bahang mengutip pernyataan Sekretaris Negara Takhta Suci Vatikan, Kardinal Parolin, yang Agustus tahun lalu berkunjung ke Indonesia, dimana orang nomor dua di Vatikan itu sangat menghargai kerukunan hidup umat beragama di Indonesia.

Oleh sebab itu, promovendus menyarankan Indonesia bisa menjadi model dalam menerapkan dialog antarumat beragama dan sebaiknya dialog dimulai dari akar rumput di kampung-kampung dan pedesaan.

Setelah berlangsung tanya jawab dalam bahasa Italia dengan tim penguji yang diketuai Prof. Dr. Benedict Vadakkekara OFM Cap dan dua anggota Prof. Dr. Theo Jansen OFM Cap dan Prof.ssa Dr. Mirella Susini, akhirnya Pastor Bahang OFM dinyatakan lulus sebagai doktor.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement