Selasa 15 Mar 2016 10:23 WIB

Hasyim Muzadi Jelaskan Soal 'Hard' dan 'Soft' Terorisme

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
KH Hasyim Muzadi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teorirsme dinilai memiliki dua bentuk, yaitu keras (hard) dan lunak (soft). Namun, keduanya dinilai memiliki ancaman serius bagi masa depan.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) RI KH Hasyim Muzadi menilai perang melawan terorisme harus dilakukan kepada dua aspek, yaitu hard dan soft. Menurut Hasyim, penanganan terorisme dilakukan bukan karena suruhan pihak luar, melainkan untuk masa depan Indonesia.

"Hard dan soft ini harus ditangani, bukan karena disuruh orang, tapi untuk masa depan," kata Hasyim.

Ia menjelaskan hard terrorism merupakan tindakan terorisme yang belakangan banyak terjadi di dunia, yang secara umum memaksakan pemahaman kepada orang lain. Sementara, lanjut Hasyim, soft terrorism merupakan tindakan terorisme yang lebih halus, salah satunya berbentuk narkoba.

Hasyim menilai penanganan terorisme harus menjadi gerakan secara nasional, dan tidak bisa diserahkan begitu saja kepada pihak seperti Densus 88 dan BNPT. Ia mengimbau semua pihak mampu meningkatkan kewaspadaan, termasuk peningkatan koordinasi pemerintahan desa dan pusat.

Peran media massa turut menjadi perhatian Hasyim, yang seharusnya menerapkan pola-pola yang mendukung pendidikan kewarganegaraan. Ia menekankan media massa tidak boleh menjadi korban rating, sehingga tidak menerapkan pola pikir dan kerja secara kasuitis belaka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement