REPUBLIKA.CO.ID, MATARAMM -- Masjid Raya At-Taqwa Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjadi pusat pelaksanaan shalat gerhana matahari yang akan dilaksanakan pada Rabu, 9 Maret 2016, sekitar pukul 07.00 WITA.
"Pelaksanaan shalat gerhana ini diinisiasi oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk mengkoordinasikan kaum muslimin/muslimat di Mataram mengerjakan shalat sunah gerhana," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Burhanul Islam di Mataram, Selasa (8/3).
Dia berharap kaum muslimin/muslimat di Kota Mataram bisa datang ke Masjid Raya At-Taqwa untuk bersama-sama melaksanakan shalat sunah gerhana secara berjamaah. Shalat gerhana memang disunahkan dikerjakan secara berjamaah, karena bacaan ayat Al Quran pada rakaat pertama diperpanjang sedangkan rakaat kedua bisa lebih pendek dari rakaat pertama.
"Karena itu kita berharap besok pagi, umat muslim bisa melaksanakan shalat gerhana matahari dengan berjamaah," katanya.
Dalam mengerjakan shalat gerhana ini, sambungnya, pihaknya sebatas mengimbau atau menganjurkan umat muslim untuk melakukan shalat gerhana, meskipun dearah ini tidak kena secara langsung. "Tetapi dampak gerhana sebatas bentuk sabitnya terlihat, karena itu kita anjurkan untuk shalat sunah," katanya.
Anjuran shalat gerhana itu, telah dilakukan dengan menyebar surat edaran tertulis ke majelis taklim, pondok pesantren, sekolah dan masjid-masjid agar umat muslim bisa melaksanakan shalat sunah gerhana.
Di sisi lain, Burhanul mengatakan, fenomena alam yang terjadi puluhan tahun sekali ini sudah disebutkan dalam Al Quran, karenanya masyarakat diharapkan dapat mengambil hikmah dari fenomena ini.
"Adanya GMT hendaknya memotivasi kita untuk meningkatkan iman dan takwa dengan melakukan shalat sunah gerhana serta mempelajari apa di balik fenomena ini," katanya.