REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Rabu 9 Maret 2016 saat fenomena alam gerhana matahari total (GMT) terjadi bersamaan dengan hari libur perayaan hari raya Nyepi. Pada hari tersebut Dinas Pendidikan Sumatera Selatan menerbitkan imbauan yang meminta siswa melaksanakan shalat gerhana walau pada hari tersebut dinyatakan hari libur.
“Peristiwa fenomena GMT menunjukkan kebesaran Allah SWT. Pada saat GMT terjadi, Dinas Pendidikan Sumsel sudah menerbitkan surat edaran yang mengimbau siswa melaksanakan salat gerhana,” kata Widodo Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Senin (7/3).
Dengan momen fenomena alam tersebut, Widodo meminta para guru untuk mengintegrasikan dengan pelajaran agama. “Siswa juga diminta untuk ikut mengamati fenomena tersebut melalui ilmu sains. Itu bisa dilakukan menggunakan teropong sederhana ataupun juga teropong khusus gerhana,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan shalat gerhana, Widodo mengimbau, sekolah mempersiapkan pelaksanaan shalat gerhana agar siswa bisa menjalankan dengan baik.
“Khususnya siswa yang beragama Islam bisa melakukan shalat gerhana. Bagi yang non muslim silahkan melaksanakan sesuai dengan kepercayaannya. Fenomena GMT bisa dijadikan pelajaran dari sisi religius,” katanya.
Sementara itu beberapa ormas Islam pada 9 Maret tersebut akan melaksanakan shalat gerhana berjamaah. Seperti Muhammadiyah akan melaksanakan shalat gerhana di beberapa pimpinan cabang Muhammadiyah.
“Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan akan melaksanakan shalat gerhana berjamaah di enam titik lokasi,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumsel Romli.
Shalat gerhana berjamaah juga akan dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Palembang dan Pelajar Islam Indonesia (PII) wilayah Sumsel. HMI akan melaksanakan shalat gerhana berjamaah di halaman Gedung Yayasan Pembinaan Umat (YPU), Kompleks Sekretariat HMI dan PII, Rabu (9/3) pukul 06.20 WIB.