REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Rabu (9/3) pagi, sejumlah titik di Indonesia akan mengalami fenomena Gerhana Matahari Total (GMT). Peristiwa alam ini dianggap bukan hanya sebagai fenomena langka, tapi merupakan fenomena yang istimewa, terutama bagi wilayah-wilayah yang dilintasi oleh GMT.
Hal ini diungkapkan Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Moedji Raharto. Lebih lanjut, Moedji menjelaskan, fenomena ini tak dapat dilepaskan dengan Alquran. 'Di Alquran sendiri kan sebenarnya memberikan banyak hal mengenai peristiwa-peristiwa alam ini, misalnya pertukaran siang-malam, dan tanda-tanda kekuasaan Allah lainnya. ini juga menjadi tanda-tanda bagi orang yang mau berpikir, kemudian mengambil hikmahnya. Mental ini yang bisa menguat, kira-kira yang dzikir dan pikir bisa berjalan seiring,'' ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (7/3).
Karena itu, dia menjelaskan, sebenarnya dalam menyikapi dan menyambut fenomena ini dapat dilakukan dengan menggelar diskusi tentang astronomi dan benda-benda langit. Diskusi itu pun dapat dilakukan sebagai pelengkap atas peristiwa yang terjadi di Indonesia. Moedji berharap ada seminar-seminar yang berkaitan dengan Alquran dan ilmu pengetahuan. Menurut dia, seminar-seminar atau pertemuan itu juga dilakukan di kalangan pesantren-pesantren dan melibatkan para santri.
Hal ini akan semakin menunjukan tidak ada dikotomis antara Alquran dengan ilmu pengetahuan. Sehingga diharapkan akan tercipta masyarakat yang memiliki keselarasan antara agama dan ilmu pengetahuan, atau antara Dzikir dengan Pikir.
'Moedji pun mengharapkan umat Islam di Indonesia dapat memanfaatkan GMT sebagai bahan perenungan mengenai penciptaan. Bahkan, dalam memaknai GMT, tidak hanya bisa dilakukan melalui aspek rasionalitas dan ilmu pengetahuan belaka, tapi juga melalui aspek spiritualitas.
''Walaupun rasional kita bekerja, tapi GMT juga tidak hanya bisa dikonsumsi melalui rasional kita saja, tapi juga bisa dimaknai dengan menggunakan aspek spiritualitas. Bagaiamana menata iman kita lagi kepada Allah SWT. Hal ini bisa ditunjukan lewat fenomena GMT ini,'' tuturnya.
Menurut dia, peristiwa alam GMT merupakan salah satu peristiwa yang istimewa. Dia menjelaskan, dalam ukurannya, benda-benda langit, termasuk bumi, bulan, dan matahari, memiliki ukuran yang masing-masing dan memiliki jarak sedemikan rupa sehingga menyebabkan terjadinya GMT.
Alhasil, fenomena GMT ini dianggap sebagai fenomena yang istimewa bagi makhluk yang berada di bumi. ''Ketika bumi-bulannya terlalu jauh, kerucut tunggalnya tidak sampai ke bumi. GMT itu merupakan karunia buat makhluk dan makhluk cerdas di bumi ini, dan spesialnya sekarang, karena melewati lintasan Indonesia. Jadi istimewa buat bangsa Indonesia,'' ujar Moedji.