Kamis 03 Mar 2016 16:08 WIB

Hadapi Islamofobia, Muslimah Kanada Berlatih Bela Diri

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Muslimah Kanada berjalan melewati sebuah gereja di Montreal, Kanada. (Ilustrasi)
Foto: www.theglobeandmail.com
Muslimah Kanada berjalan melewati sebuah gereja di Montreal, Kanada. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL --  Sebuah sasana bela diri di Montreal Utara, Kanada, membuka kelas khusus bagi Muslimah, terutama yang mengenakan hijab. Dilansir dari Vice News, Rabu (2/3), kelas beladiri khusus Muslimah tersebut diprakarsai oleh Direktur Kelompok Pendukung Justice Femme, Hanadi Saad. Kelas tersebut muncul sebagai respon dari semakin tingginya laporan serangan Islamofobia terhadap Muslim, terutama wanita Muslim yang mengenakan hijab.

"Serangan yang kita dengar kebanyakan adalah serangan fisik di jalan atau transportasi publik," ujar Saad. "Dan sebagian besar serangan dilakukan oleh sesama wanita."

Banyaknya serangan terhadap Muslim mendorong Muslimah Kanada menginginkan, merasa butuh mengikuti kelas beladiri. Apa yang dilihat oleh Saad adalah kelas-kelas bela diri di negara tersebut tidak ingin mengubah kurikulum mereka menyesuaikan dengan minat belajar beladiri Muslimah.

Kebanyakan para instruktur beladiri merasa tidak nyaman menangani kelas khusus untuk menghadapi serangan dengan motif keagamaan di baliknya. Saad menganggap adanya serangan Islamofobia tersebut membuat Muslim merasa terasing dari masyarakat.

Saad menggandeng instruktur beladiri Muslimah, Salma Ahmad untuk mengampu kelas tersebut. Apa yang mendorong Ahmad mau mengajar di kelas beladiri untuk Muslimah ini juga pengalaman pribadinya, melihat saudara-saudara perempuannya takut untuk berada di ruang publik.

"Saya berpikir, apa yang bisa kami lakukan sehingga kami dapat merasa kuat dan memiliki hak untuk merasa aman?" jelas Ahmad.

Ahmad mengajari para peserta kelas dengan bermacam-macam cara mempertahankan diri. Fokusnya adalah menanamkan pada para wanita itu bahwa mereka kuat. Dia melatih Muslimah di kelasnya untuk mau bersuara lantang, berdiri sendiri, dan mampu menghapuskan stereotip terhadap Muslimah sebagai wanita yang bungkam dan tertekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement