REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Korporasi Pengembangan Industri Halal Malaysia (HDC) berharap dapat menarik lebih banyak negara mengembangkan kosmetik halal. HDC melirik investor-investor asal Korea Selatan dan Jepang, dua negara yang merupakan 'pemain besar' di bidang kecantikan.
Dilansir dari Global Cosmetic News, Rabu (24/2) diharapkan kedua negara itu mau menggandeng Malaysia sebagai pondasi pengembangan kosmetik halal.
"Perusahaan-perusahaan kosmetik Jepang dan Korea Selatan adalah dua pemain besar dalam industri kosmetik dan perawatan tubuh," ujar CEO HDC, Datuk Seri Jamil Bidin dalam konferensi pers melaunching diskusi bertajuk Kosmetik Halal dan Perawatan Tubuh: Dalam Tren. "Mempertimbangkan potensi besar dalam pasar industri halal, Saya percaya bahkan para pemain besar tidak bisa mengabaikan pasar Muslim."
Dikenal sebagai gerbang menuju pasar kosmetik halal, sejauh ini industri halal Malaysia telah menarik banyak investor. Sebanyak 10,6 miliar ringgit investasi telah ditanamkan tahun lalu.
Sebanyak 30 persen kosmetik halal dan produk perawatan kecantikan dari Malaysia diekspor ke negara-negara Timur Tengah. Pasar mereka adalah Arab Saudi dan Turki. Namun Singapura dan Filipina juga dua pasar penting. Sayangnya karena fluktuasi ekonomi belakangan ini, pasar ekspor tidak terlalu diharapkan mengalami pertumbuhan besar. Diperkirakan keuntungan ekspor sekitar 2,3 miliar ringgit, tidak jauh berbeda dengan laporan tahun lalu.
Sebelumnya sebuah perusahaan kosmetik Jepang, PBJ Inc. telah meluncurkan serangkaian kosmetik halal bertajuk Momo Hime. Akan tetapi produk kosmetik itu belum mulai diperdagangkan ke luar negeri.