REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Jakarta atau pendatang yang melewati Jalan Tahi Bonar Simatupang dari arah Kebun Binatang Ragunan menuju arah Cipuatat pasti akan melihat nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) di masjid puncak Menara 165 ESQ. Dengan melihat puncak tersebut, para pengguna jalan secara otomatis akan mendzikirkan nama Allah dan mengingat-Nya.
“Ego akan hilang ketika Allah diletakkan di atas, itu pesannya,” kata pendiri ESQ, Ary Ginanjar Agustian kepada Republika.co.id belum lama ini.
Ia mengatakan, masjid yang berada di puncak gedung tidak biasa dilihat di Indonesia. Justru, kata dia, biasanya masjid dibangun di basement atau di tempat parkir gedung. "Seolah-seolah begitulah mindset selama ini masyarakat di mana tidak meletakaan Allah di atas,” jelas dia.
Menurutnya, nama Allah SWT di puncak masjid Ar-Rahman tersebut adalah simbol untuk mengajak masyarakat menjadikan Rabb di atas segala-galanya. Kata dia, jika masyarakat menjadikan Allah di atas segala-galanya, masyarakat akan menjadi adil dan baik.
“Urusan-urusan yang menyebabkan perpecahan itu kan karena meletakkan golongan, egoisme, atau harga diri, maka yang terjadi kerusakan. Tapi, ketika kita meletakkan Allah di atas, maka akan tercipta keadilan dan kebebersamaan,” ucapnya,
Ia berharap, untuk ke depannya Masjid Ar-Rahman bisa menjadi kegiatan untuk mencerdaskan umat sekaligus meninggikan Alquran melalui penyatuan sains dan nilai-nilai agama.