Oleh M Wakhid Hidayat
REPUBLIKA.CO.ID, Sungguh indah Islam. Betapa tidak, awal mula yang diajarkan dalam ibadah adalah tentang kesucian (thaharah), meliputi kesucian badan, pakaian, maupun tempat untuk ibadah. Baik kesucian dari hadats, maupun dari segala najis. Kesemuanya ini sebagai ritual seorang hamba ketika akan menghadap Rabb-nya yaitu dengan keadaan yang benar-benar suci.
Wudhu adalah satu cara seorang hamba menyucikan diri dari hadats kecil. Berwudhu wajib dilakukan bagi orang yang hendak menunaikan shalat karena termasuk syarat sahnya.
Rasul berkata melalui riwayat Tirmidzi, ''Kuncinya surga adalah shalat dan kuncinya shalat adalah wudhu,'' dan riwayat Imam Ahmad, ''Tidaklah dianggap shalat bagi orang yang tidak berwudhu.''
Namun, Rasulullah melakukan wudhu tidaklah hanya ketika akan melaksanakan shalat. Beliau selalu mendawamkan wudhu dalam kesehariannya, yaitu senantiasa menjaga kesucian dengan cara selalu memperbarui wudhu ketika beliau hadats.
Kesunahan ini sangat dianjurkan. Sebuah pesan ajakan ittiba' ini terekam dari perkataannya, ''Sesungguhnya umatku akan datang pada hari kiamat dengan tanda ghurra yang bersinar (di wajahnya) karena atsar (bekas) dari wudhu. Barang siapa yang mampu untuk memperpanjang ghurra tersebut, maka lakukanlah.'' (HR Muslim dari Abu Huraiah).