REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas), Baitul Maal Hidayatullah (BMH) telah berkiprah untuk bangsa ini lebih dari 15 tahun.
Pada Desember 2015, BMH resmi dikukuhkan kembali sebagai LAZNAS oleh Kementrian Agama RI dengan SK No 425 tahun 2015 dan sesuai ketentuan UU Zakat No 23/2013.
Direktur Utama Laznas BMH, Supendi menuturkan, perjalanan panjang Laznas BMH senantiasa mendapat perhatian dan dukungan konkret masyarakat, dunia usaha dan pemerintah, sehingga pertumbuhan penggalangan dana BMH terus meningkat dari tahun ke tahun dengan angka perolehan sebesar Rp 85 miliar pada tahun 2015.
"Di tahun ini (2016) dengan tema utama Menghantar Hidayah kami menetapkan target sebesar Rp 150 miliar," ucap Supendi di Jakarta, Rabu (24/2).
Adapun, sambung Supendi, dengan tema utama Menghantar Hidayah, Laznas BMH memiliki tiga program unggulan. Pertama adalah program Da'i tangguh, lalu program Mandiri Terdepan (MAPAN) dan ketiga adalah program Senyum Anak Indonesia.
Tahun ini, kata Supendi, ditargetkan tambahan alokasi pendayagunaan bantuan untuk 4.990 Da'i pedalaman, bantuan untuk pemberdayaan 14.900 masyarakat, meningkatkan produktifitas kemandirian 287 pesantren serta pembentukan kelembagaan ekonomi masyarakat dalam bentuk Baitul Tanwil (Bank Desa) melalui
program MAPAN.
Supendi menjabarkan, untuk program Da'i tangguh, akan disebar 4.990 Da'i ke daerah pelosok di Indonesia yang membutuhkan pembinaan, setiap bulannya para Da'i akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 1 juta. Laznas BMH, akan memfasilitasi para Da'i tangguh dengan kendaraan sesuai dengan medan yang ditempuh oleh para Da'i tangguh tersebut.
"Untuk daerah yang masih di dataran rendah kami sediakan 100 motor bebek dengan biaya Rp 20 juta per unit, kemudian untuk daerah pedalaman dataran tinggi kami sediakan 50 motor trail dengan biaya Rp 30 juta per unit dan untuk di daerah perbatasan laut kami fasilitasi 10 speed boat dengan biaya Rp 85 juta per unit," papar Supendi.
Ia pun optimis, Laznas BMH akan selalu menjadi mitra umat, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, mandiri dan berakhlak mulia.
"Alhamdulillah kini BMH hadir di 25 provinsi dan 59 kabupaten/kota di seluruh Indonesia," kata Supendi.
Laznas BMH adalah satu-satunya Laznas yang berangkat dari pesantren dengan program inti dakwah dan pendidikan. Hingga kini tidak kurang dari 1.860 santri tahfidz yang mendapat beasiswa penuh di Pesantren Tahfidz BMH di seluruh pelosok tanah air dan Gaza di Palestina.
Sebanyak 500 siswa sudah digembleng dan lulus dari sekolah pemimpin mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri.
BMH juga memberikan beasiswa kepada 750 mahasiswa untuk menjadi kader Da'i BMH di lima Perguruan Tinggi milik BMH melalui program beasiswa Kader Bangsa yang merupakan derivasi dari program Senyum Anak Indonesia.
Beasiswa kader bangsa ini digembleng di lima PT yang dikelola mandiri oleh BMH yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Syariah
Balikpapan, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Hakim Surabaya, STIKMA Malang, STIKIP Batam dan STIE Hidayatullah.