Selasa 23 Feb 2016 00:36 WIB

Grand Syeikh al-Azhar Puji Peran MUI

Rep: c25/ Red: Agung Sasongko
(dari kiri) Presiden RI Joko Widodo menyambut kedatangan Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb bersama rombongan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (22/2). (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
(dari kiri) Presiden RI Joko Widodo menyambut kedatangan Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb bersama rombongan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (22/2). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grand Syeikh Al Azhar, Ahmad at-Thayyib melakukan kunjungan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam kunjungan, ia memuji kehadiran MUI yang bisa menjadi wadah ormas-ormas Islam yang ada di Indonesia.

Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin mengatakan, pujian dari Grand Syeikh datang karena MUI mampu menjadi pemersatu banyaknya kelompok atau ormas Islam, yang ada di Indonesia. Menurutnya, perbedaan yang ada memang tidak menyebabkan kita terpecah karena terdapat kesepakatan dalam menghadapi perbedaan di Indonesia.

Kita punya prinsip perbedaan itu sepanjang boleh diperdebatkan, maka harus ditoleransi," kata Ma'ruf kepada Republika, Senin (22/2).

Ia menekankan, MUI  memang tidak memperbolehkan adanya ego alamiah kelompok, membenarkan diri sendiri dan menganggap kelompok lain salah. Ma'ruf mengungkapkan, prinsip yang selama ini ada itulah yang senantiasa dijadikan pegangan bagi MUI, dan mampu menjadi wadah pemersatu berbagai kelompok Islam di Indonesia.

Meski begitu, ia menerangkan kepada Grand Syeikh kalau MUI tidak menolerir adanya kelompok yang mengajarkan penyimpangan dalam Islam, apalagi muncul dan berkembang di Indonesia. Kiai Ma'ruf menegaskan MUI memiliki dua pengategorian sikap, antara perbedaan dalam Islam dan penyimpangan terhadap Islam.

Kiai Ma'ruf menambahkan kalau penegasan pemahaman perbedaan dengan penyimpangan tersebut, yang mampu membuat MUI menjadi wadah pemersatu sedikitnya 60 ormas Islam. Perbedaan adalah sesuatu yang bisa ditolerir sedangkan penyimpangan merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolerir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement