REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemberian bantuan 300 Alquran Digital Index Braille dari Kuwait, untuk tuna netra di Jabar disambut baik oleh Pemprov Jabar. Menurut Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, Al quran Braille tersebut merupakan salah satu terobosan. Karena, dengan adanya teknologi ini para penyandang tuna netra bisa belajar membaca Al quran dengan digital.
"Kalau sekarang 300, bukan berarti 300 orang yang akan membaca. Nanti kan bisa dipinjam-pinjam. Saya berharap tidak 300, nantinya tapi 1 juta Al quran. Kan di Jabar penyandang tuna netra ada banyak," ujar Deddy kepada wartawan, Senin (22/2).
Menurut Deddy, braille ini merupakan salah satu bantuan dari Kuwait kepada yayasan Baitul Al Khairiyah Bandung yang diberikan juga pada yayasan pengurus tuna netra dibantu oleh bank dari Kuwait. Kalau terus dikembangkan di Indonesia dan negara islam lainnya, maka bisa mengangkat para tuna netra yang ingin belajar Al quran dengan teknologi digital.
Saat ini, kata dia, Pemprov Jabar belum membuat sendiri Alquran Braille tersebut. Tapi, nanti pihaknya akan mencoba membahas pengadaan ALquran braille. "Ini baru swasta (pengadaan Alquran), bisa jadi nanti kita bahas setelah PON beres akan banyak anggaran tersisa untuk kegiatan jadi bisa membantu keagamaan untuk disabilitas," katanya.
Sementara menurut GM Yayasan Al Khairiyah, Nadia Bawazir, Ia membuat program ini karena ingin semua tuna netra bisa membaca Al quran dan mencintai Al quran. Harga Al quran ini, cukup mahal sekitar 100 dollar per Al quran. Padahal, keberadaan Al quran ini sangat penting.