REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan umatnya untuk gemar membaca. Allah SWT dalam surat al-'Alaq menyebutkan dengan tegas perintah membaca bagi kaum Muslim.
Penasehat Islamic Book Fair (IBF) 2016 Ustaz Bachtiar Natsir mengatakan, kata 'iqra' pada surat al-Alaq mengandung dua esensi. Pertama, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk membaca dan menalar tanda-tanda atau jejak-jejak-Nya.
"Jadi membaca untuk mengenal dirinya yang diciptakan oleh Allah SWT. Itu adalah tahap awal keberhasilan membaca," ujar Ustaz Bachtiar kepada Republika, Rabu (17/2).
Perintah membaca juga mengandung pemaknaan untuk menalar dan memahami jejak-jejak Tuhan yang memuliakan manusia dengan ilmu. Dengan membaca, Allah SWT mengaruniakan kepada manusia berbagai macam ilmu yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dengan ilmu tersebut, Allah SWT memuliakan umat manusia.
Walau telah tercantum dengan jelas dalam Alquran, sayangnya budaya membaca masyarakat Muslim masih sangat rendah. Data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (Unesco) tahun 2012 menyebutkan, indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen.
Artinya, hanya satu dari seribu penduduk Indonesia yang gemar membaca. Di negara-negara maju, angka ini bisa mencapai 0,45 persen.
Ustaz Bachtiar mengatakan, jika dirunut, sebelum mengenal dunia elektronik atau dan kegemaran membaca melalui gawai, sebenarnya budaya membaca masyarakat Indonesia belum selesai. Sebelum kegiatan membaca berkembang menjadi budaya, masyarakat ini telah terlebih dahulu beralih ke televisi, kemudian ke perangkat seluler.
"Sebetulnya tanpa disadari ini menjadi dasar perkembangan budaya membaca dan menulis di kalangan umat Muslim di indonesia," ujar dia.