Kamis 18 Feb 2016 16:33 WIB

Fasilitator RZ Bangun Desa Lewat Komunitas Binaan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Achmad Syalaby
Warga binaan Rumah Zakat yang tergabung dalam Komunitas Salam Berseri memanen sayuran di Kebun Gizi di Kampung Rawa Baru, Sukaraja,  Bumiwaras,  Bandar Lampung, Rabu (17/2).
Foto: dok. Rumah Zakat
Warga binaan Rumah Zakat yang tergabung dalam Komunitas Salam Berseri memanen sayuran di Kebun Gizi di Kampung Rawa Baru, Sukaraja, Bumiwaras, Bandar Lampung, Rabu (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya warga desa yang meninggalkan tempat asalnya menyedot keprihatinan Rumah Zakat (RZ). Untuk itu, lembaga swadaya masyarakat yang berdiri sejak Mei 1998 ini mengembangkan warga wilayah dan komunitas binaan yang dinamai Integrated Community Development (ICD).

Saat ini ada 723 titik desa di seluruh Indonesia. "Target kami ada di seluruh desa di Indonesia pada 2023," ujar CEO RZ Nur Effendi saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Kamis (18/2). 

ICD memiliki sumber daya manusia (SDM) fasilitator. Fasilitator tersebut bertugas melakukan assestment kebutuhan masyarakat sesuai dengan kondisi dan potensi lokal yang ada. Fasilitator sengaja dibuat 'terikat' oleh desa setempat. RZ menargetkan fasilitator tersebut menjadi tokoh di desa tersebut. 

Nur mengatakan permasalahan utama Indonesia bersumber di desa. Kebanyakan masyarakat kota berasal dari desa. Ditambah lagi banyak anak muda yang memilih keluar dibanding membangun desanya. Fungsi fasilitator adalah memberi pemahaman kepada warga desa. "Mental, pola pikir, sikap, dan motivasi warga desa harus diubah," kata dia. 

Nur mencontohkan program ICD di Desa Mekar Wangi, Lembang, Bandung. Ketika ICD masuk ke sana, sekitar 80 persen warga didominasi oleh kepercayaan Sunda Wiwitan. Saat fasilitator masuk ke desa tersebut, mereka mulai melakukan pendekatan ke anak-anak. "Alhamdulillah sekarang berbalik, 80 persen warga menjadi Muslim," kata Nur. 

Selain itu, fungsi utama fasilitator adalah untuk memverifikasi para penerima manfaat program agar tepat sasaran dan sesuai ketentuan syariah. Hasil pemetaan kebutuhan dan potensi di wilayah ICD ini menjadi landasan RZ untuk merealisasikan berbagai unit layanan maupun program pemberdayaan agar dapat memajukan kondisi sosial masyarakat. 

Dalam penyelenggaraan ICD, ada tiga intervensi dilakukan RZ yang meniru cara Rasulullah SAW. Pertama, Rasul hijrah dari Makkah ke Madinah. RZ melakukan pengembangan di desa untuk mengembalikan akidah dan semangat. Kedua, setelah akidah lurus, RZ mengikuti Rasulullah yang kemudian membangun masjid. 

Saat itu, masjid menjadi pusat aktivitas umat. Inipula yang hendak diteladani RZ. Ketiga, membangun pasar. Tidak hanya membangun pasar, RZ juga mengembangkan akses pasar. Produk ICD dari desa setempat, misalnya panganan-panganan lokal bahkan sudah masuk ke toko ritel modern.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement