Rabu 10 Feb 2016 15:03 WIB

Sejak Dulu, Suriah Diperebutkan Babilonia Hingga Romawi

Rep: Marniati/ Red: Achmad Syalaby
Reruntuhan kota kuno Babylonia dengan latar belakang salah satu istana mantan Presiden Iraq Saddam Husein di Irak.
Foto:

Pada 333 SM Raja Alexander Agung dari Makedonia masuk ke Suriah dan merebut Damaskus dari tangan Cyrus. Makedonia adalah sebuah negara yang terletak di pusat semenanjung Balkan di Eropa Tenggara. Masuknya Alexander menandai pertama kalinya Damaskus berada di bawah kekuasaan Barat, sekaligus menjadi awal abad peradaban kuno di wilayah tersebut yang berlangsung hingga 635 M.

Pada 64 SM Suriah jatuh ke dalam genggaman kerajaan Romawi melalui Jenderal Pompeoo. Sejak saat itu, Suriah menjadi salah satu provinsi dari kerajaan Romawi. Kemudian, pada 330 M Kerajaan Romawi memutuskan Konstantinopel sebagai kota kedua setelah Damaskus sebagai ibu kota kerajaan wilayah Timur.

Suriah, termasuk Damaskus, sampai 635 M berada di bawah Kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Damaskus menjadi markas besar tentara Romawi di wilayah timur tatkala Suriah berada di bawah kekuasaan kaisar Diocletian. Di antara peninggalan Romawi yang hingga kini masih bisa ditemui di Suriah adalah pasar Hamidiyah yang terletak di depan masjid Umayyah.

Ketika Damaskus dan kota-kota sekitarnya berada dalam kekuasaan Romawi sampai 635 M, perekonomian Damaskus mengalami perkembangan pesat. Damaskus juga menjadi tempat pertemuan jalur perdagangan dari timur ke barat dan sebaliknya.

Pada masa Romawi ini agama Kristen masuk, kemudian mendominasi Damaskus. Menurut kitab suci perjanjian  baru, di kota inilah lahir kisah Paulus (Saulus) dalam perjalannya ke Damaskus untuk memusnahkan orang-orang Kristen. Pada masa itu, agama Kristen berkembang pesat, sehingga tempat pemujaan yang semula merupakan sebuah kuil dialihfungsikan menjadi katedral.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement