Jumat 05 Feb 2016 21:53 WIB

Mengarungi Cobaan Istri Nabi Ayyub AS

Rep: Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto:
Mendaki menjadi salah satu alternatif untuk mengobati galau

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Ayyub AS berkata lagi, "Celakalah engkau! Engkau telah bersikap tidak adil kepada Tuhanmu. Mengapa tidak sabar menghadapi ujian yang menimpa kita seperti kita dulu hidup dalam kesejahteraan? Demi Allah! Jika aku sembuh, aku akan mencambukmu sebanyak 100 cambukan.

Engkau juga menyuruhku untuk menyembelih anak kambing dengan nama selain Allah. Makanan dan minuman yang kau bawa dengan cara yang harap tidak akan aku cicipi setelah aku mengucapkan hal ini. Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu lagi."

Nabi Ayyub AS mengusir istrinya. Kini, ia tiada melihat istrinya lagi. Tak ada makanan, minuman, tak pula ada teman. Nabi Ayyub AS lalu bersujud kepada Allah. Ia mengadukan nasibnya sembari memuji-Nya. Allah SWT lalu memerintahkan Nabi Ayyub AS menggali tanah dengan kakinya.

Dari tanah yang digali oleh Ayyub AS, memancar air yang sangat jernih. Nabi Ayyub AS mandi dengan air itu. Bersamaan dengan luruhnya air dari tubuh, terangkat pula penyakit yang ia derita. Nabi Ayyub AS kembali menjadi pribadi yang rupawan, bahkan lebih tampan dari sebelumnya. Ia juga mendapati keluarga, anak-anak, dan harta yang jauh lebih melimpah. Kisah ini tercantum dalam QS al-Anbiya [21]: 83.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement