REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, dalam waktu dekat akan melakukan pembinaan seluruh imam masjid di kota tersebut untuk mencegah masuk dan berkembangnya faham radikal.
"Dalam waktu dekat MUI akan mengundang seluruh imam masjid untuk dilakukan pembinaan dalam rangka gerakan membendung faham radikal," ungkap Ketua Komisi Hukum Fatwa dan Perundang - Undangan MUI Kota Palu, Dr. Hilal Malarangan, M.Hi, di Palu, Jumat (5/2).
Pakar Hukum Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu menyebut pembinaan yang dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan ciri dari gerakan radikal kepada imam masjid. Hal itu, kata dia, agar para imam tidak mudah terjebak dan mempercayai serta memberikan kesempatan kepada penganut faham dan gerakan radikal untuk berbicara atau menyampaikan khutbah Jumat kepada umat Islam.
Kata dia salah satu dari ciri gerakan radikal yaitu tertutup, dan enggan berdialog tentang ajaran yang diamalkan oleh mereka. Bahkan penganut faham radikal melakukan dakwah kepada masyarakat secara tertutup, dan enggan untuk diketahui oleh masyarakat secara umum.
"Jika faham yang disebarkan merupakan suatu kebaikan dan tidak bertentangan dengan apa yang telah ada sebelumnya, maka tentu tidak dilakukan secara tertutup. melainkan akan dilakukan secara terbuka," sebutnya.
Terkait hal itu Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Pemkota Palu, Abdul Khair, mengemukakan bahwa pihaknya bersedia untuk bekerjasama dengan MUI dalam membina dan meningkatkan kapasitas imam masjid se-Kota Palu.
Diuraikannya pihaknya akan turut melibatkan kurang lebih 400 imam yang berada di 300 masjid di Kota Palu, untuk dibina dalam rangka membendung gerakan radikal. "Kita berharap apa yang akan dilakukan nantinya dapat dicermati dan diaplikasikan dengan baik oleh seluruh imam masjid di Kota Palu," sebutnya.