REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyambut positif kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ke masjid di Baltimore.
Pernyataan Obama yang menyebut Muslim merupakan bagian dari masyarakat AS juga akan berdampak positif terhadap kehidupan umat di sana. Ia menilai pernyataan Obama tersebut bersifat faktual dan tak bertentangan dengan sejarah negara yang dipimpinnya.
Din mengungkapkan, sejak berabad lalu, kaum Muslim memang telah menjadi bagian dari masyarakat AS. Sebagian besar pemeluknya kata dia, berasal dari benua yang sama dengan Obama, yakni Afrika. "Jadi pernyataan Obama sangat faktual dan historis," jelasnya pada Republika, Kamis (4/2).
Faktual, sebab, menurut Din, pertumbuhan pemeluk Islam di AS kian meningkat. "Dan diprediksi menjadi agama kedua terbesar setelah Kristen," ucapnya.
Terkait tokoh-tokoh yang kerap mendiskreditkan Muslim AS, seperti Donald Trump, misalnya, ia berpendapat mereka tergolong dalam masyarakat ahistoris. Sebab, kata Din, mereka menyangkal fakta dan sejarah negaranya sendiri.
Baca juga, Obama Duduk Bersila dalam Kunjungan Perdana di Masjid AS.
Din menilai, pernyataan Obama tersebut sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat di sana, bahwa pikiran dan penilaian mereka negatif terhadap Islam bertentangan dengan sejarah dan prinsip kebebasan serta kemajemukan yang dianut AS. "Tidak hanya untuk Islam sebenarnya, tapi juga untuk pemeluk agama yang lain," ujarnya.