REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah lama memendam keinginan untuk masuk Islam, diawali ketika kelas 6 SD, Ni Made Essi Yunika (21 tahun) sering mendengar suara azan yang merdu membuatnya damai dan tenteram di hatinya. Dibesarkan di lingkungan agama yang besar di Bali tak membuatnya bahagia sebagaimana yang diharapkan.
Ketika sering membaca majalah terbitan agamanya saat itu yang menyebutkan agama Islam tidak toleran dan anti damai, Essi Yunika semakin penasaran. Apakah itu benar? Dengan sering membaca buku-buku Islam dan di media online membuatnya semakin tertarik dan kagum akan ajaran Islam.
Beberapa kali berkonsultasi ke Ketua MCI Jatim, gadis yang sekarang bekerja di Sidoarjo ini mantap bersyahadat. Setelah meyakini dan siap berkomitmen untuk melaksanakan Rukun Islam dan Rukun Iman, Ni Made Essi Yunika mengucapkan kalimat syahadat dibimbing langsung Ketua MCI Jatim Agung Heru Setiawan di Mushala LMI Kantor Cabang Sidoarjo, tepat menjelang Maghrib.
Rasa bahagia dan haru tampak pada wajah Essi Yunika, perasaan lega atas keinginan yang mendalam untuk beragama Islam terpenuhi sudah, siap belajar akidah dan ibadah terucapkan. Siap berubah berperilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai konsekuensi berislam.
Sungguh indah hidupnya setelah bersyahadat. Semoga istiqamah dan Allah melindungi kehidupannya. Amin.