Jumat 29 Jan 2016 13:45 WIB

NatGeo Luncurkan Edisi Khusus Ibnu Haytham

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Jam Air Al-Haitham
Foto: muslimheritage.com
Jam Air Al-Haitham

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Untuk menghormati cendekiawan Muslim di bidang optik dari abad ke-11 Ibnu Haytham, National Geographic bekerja sama dengan 1001 Inventions meluncurkan buku Ibnu Haytham: Penemu Bagaimana Kita Melihat. Buku tersebut akan menjadi bagian dari serial khusus anak-anak di bawah payung penerbit National Geographic Kids. Buku tersebut direncanakan akan rilis sekitar musim semi 2016 atau sekitar Maret tahun ini.

“Buku terbaru kami tentang Ibnu Haytham mengajarkan anak-anak tentang penemuan penting yang ia kontribusikan untuk ilmu pengetahuan, tidak kalah dari penemu-penemu terkenal seperti Thomas Edison dan Alexander Graham Bell,” ujar Wakil Presiden dan Direktur Editorial Buku Anak National Geographic, Erica Green seperti dilansir muslimheritage.com, Jumat (29/1).

Produser sekaligus Direktur 1001 Inventions, Ahmed Salim, menyatakan kegembiraannya dapat bekerja sama dengan National Geographic. Proyek ini merupakan bagian dari gerakan global ‘1001 Inventions dan Dunia Ibnu Haytham’ sebagai bentuk perayaan internasional Tahun Cahaya (Year of Light), bekerja sama dengan UNESCO.

Tujuan mereka juga untuk menghubungkan anak-anak dari budaya berbeda, membantu membesarkan generasi yang memiliki pemikiran saling memahami dan menghargai demi masa depan yang lebih baik.

Dikenal banyak orang sebagai ‘bapak optik’, Ibnu Haytham memberikan kontribusi penting dalam memahami pengelihatan, optik, dan cahaya. Metodologi investigasi Ibnu Haytham menggunakan eksperimen untuk membuktikan teorinya.

Ibnu Haytham yang juga dikenal di barat sebagai Alhazen hidup di masa keemasan peradaban Islam, yang menyebar dari Spanyol hingga Cina. Pada zaman tersebut, pria dan wanita, cendekiawan dan ilmuwan dari berbagai kebudayaan serta kepercayaan membangun pengetahuan dari peradaban kuno. Membuat gebrakan-gebrakan keilmuwan yang kemudian mengubah kehidupan dunia modern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement