Kamis 28 Jan 2016 17:54 WIB

Orang Tua Terkejut Anaknya Sebutkan Muhammad Nabi ke-13

Buku PAI untuk Sekolah Dasar Terbitan Grafindo
Foto: sangpencerah.com
Buku PAI untuk Sekolah Dasar Terbitan Grafindo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas V SD yang dinilai menyesatkan sempat beredar di wilayah Kabupaten Paluta. Dikutip dari situs milik PP Muhammadiyah, www.sangpencerah.com, sejumlah orang tua murid yang anaknya bersekolah di tingkat SD mulai resah dan mengecam beredarnya buku tersebut.

Dalam buku yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit Grafindo Media Pratama yang disusun oleh Fauzi Abdul Ghofur dan Masyhudi tersebut, terlihat pada halaman 86 disebutkan bahwa urutan nama-nama Rasulullah tertulis bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi di urutan yang ke-13 dan nabi urutan terakhir adalah Isa AS.

(Baca: Beredar Buku Agama Islam Berisi Muhammad Nabi ke-13)

Salah satu orang tua siswa, Dasopang (48 tahun), yang menemukan buku ini mengatakan, kesalahan pada buku tersebut diketahuinya lewat anaknya. Sang anak yang duduk di kelas V SD sedang menghafalkan nama-nama Rasulullah sesuai dengan urutannya.

Dia terkejut ketika anaknya menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berada di urutan ke-13. Ketika anaknya ditegur atas kesalahan itu, anaknya menjawab bahwa itu sesuai dengan isi yang terkandung dalam buku pelajaran mereka.

“Itu sangat menyesatkan, saya mengetahuinya waktu anak saya menghafalkan nama-nama nabi. Saya terkejut waktu ia menyebutkan bahwa nabi di urutan ke-13 adalah Rasulullah Muhammad SAW. Waktu saya tegur, ia bilang hal itu sesuai dengan yang ada di buku agamanya. Ketika saya lihat, memang benar di situ tertulis bahwa Nabi Muhammad berada di urutan yang ke-13. Apa tidak sesat namanya itu,” ujarnya.

Sebagai orang tua siswa, dia sangat mengecam atas penerbitan buku tersebut yang dinilai bisa menimbulkan kesesatan. Sebab, buku itu dipelajari oleh anak di tingkat SD yang masih memiliki nalar pendidikan agama cukup rendah.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah segera menarik buku pelajaran tersebut dari peredaran dan memberikan sanksi tegas kepada penerbitnya, sebelum buku tersebut memberikan pengajaran yang sesat kepada anak-anak generasi muda.

“Tolong pemerintah menarik buku itu dari peredaran secepatnya. Karena, murid setingkat SD belum mampu menilai secara teliti muatan yang terdapat dalam buku itu. Sehingga, apa pun yang diajarkan dalam buku itu, akan mereka terima secara mentah-mentah tanpa melalui analisis panjang,” ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement