REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Djan Faridz menuturkan, sejarah perjalanan bangsa Indonesia tidak luput dari pertempuran demi pertempuran untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Umat Islam berperan besar dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.
"Para pejuang Islam melawan kezaliman penjajah yang congkak dan merasa rakyat Indonesia yang beragama Islam adalah hamba sahaya. Kini sejarah berulang dengan penjajahan model baru yang berkedok akan jabatan dan kekuasaan," kata Djan Faridz kepada wartawan di Jakarta, Jumat (22/1).
Dalam ingatan sejarah mencatat, 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia baru saja diproklamirkan, namun pada 15 September 1945 datang lagi persoalan baru, yaitu datangnya tentara sekutu yang diboncengi NICA (Nederland Indies Civil Administration).
"Mereka datang dengan penuh kecongkakkan seolah-olah paling berhak atas tanah Indonesia sebagai bekas jajahannya. Seluruh umat Islam bergerak kembali dengan kekuatan senjata seaadanya melawan tentara sekutu dan NICA yang bersenjatakan lengkap dan modern," ucap dia.
Perlawanan umat Islam terhadap sekutu dan NICA antara lain, pertempuran arek-arek Surabaya, Bandung lautan api, pertempuran di Ambarawa dan lain-lain.
Umat Islam, tutur Djan Fardiz, melahirkan pejuang-pejuang tangguh seperti terkenang arsitek perang gerilya adalah Jenderal Sudirman yang namanya sudah tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia.
PPP sebagai partai milik umat Islam kata Djan Faridz harus bangga karena Jendral Sudirman adalah Panglima besar TNI berlatar belakang santri. Pernah jadi dai atau guru agama di daerah Cilacap Banyumas sekitar 1936-1942.
"Masuk kepanduan Hizbul Wathan dan aktif dalam pengajian-pengajian yang diadakan oleh Muhammadiyah," kata dia.
"Untuk sebagian besar hidupnya adalah untuk berjuang, dan bahkan dalam kondisi sakit sekalipun beliau terus memimpin perang gerilya ke hutan-hutan."
Djan Faridz menambahkan pejuang Islam lainnya hadir dalam pertempuran arek-arek Surabaya dipimpin Bung Tomo. "Dengan kumandang takbir, beliau mengobarkan semangat berjihad melawan tentara Inggris di Surabaya pada tanggal 10 November 1945," ucap dia.