Jumat 22 Jan 2016 16:22 WIB

Festival Kuliner Lintas Iman Diprotes, Ini Sebabnya

Rep: C23/ Red: Achmad Syalaby
Aliran sesat (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Aliran sesat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi Nasional Anti Syiah (Annas) Kota Bekasi memprotes terselenggaranya acara festival kuliner lintas iman pada Ahad (17/1) lalu, yang digelar di alun-alun Bekasi, tepatnya di depan Masjid Al Barkah, Jalan Veteran, Bekasi, Jawa Barat.

Protes Annas dilatari karena festival tersebut diikuti atau dimeriahkan oleh kelompok-kelompok yang dianggap menyimpang, yaitu Syiah dan Ahmadiyah.

Sekretaris Jenderal Annas Bekasi Abdul Malik Akbar mengaku sempat menghadiri acara festival kuliner lintas iman tersebut. Ketika memperhatikan satu per satu gerai kuliner di dalamnya, ia menemukan sebuah gerai yang berdiri dengan memampang tulisan "Ahmadiyah". "Ahmadiyah kan sudah jelas dilarang dan dinyatakan sesat," ujarnya ketika menggelar konferensi pers di aula Masjid Al Barkah, Bekasi, Jumat (22/1).

Setelah itu, Abdul bersama rekan-rekannya melakukan penelusuran terhadap penyelenggaraan acara festival tersebut. "Setelah diselidiki ke pihak Polres maupun Pemerintah Kota(Pemkot) Bekasi, ternyata panita penyelenggara juga belum memiliki izin untuk menggelar acara festival kuliner lintas iman," katanya menjelaskan.

Ketua Annas Kota Bekasi Nasrullah mengatakan, atas dasar penemuan fakta tersebut, pihaknya telah meminta Pemkot Bekasi untuk menyelidiki perihal perizinan acara festival kuliner lintas iman. "Kulinernya mungkin tidak masalah, tapi lintas imannya ini yang jadi masalah. Karena, iman tidak bisa dicampur," ucapnya.

Nasrullah juga meminta umat Islam yang ada di Bekasi agar peka mewaspadai usaha-usaha kelompok menyimpang dalam menyebarkan ajarannya atau menarik simpati publik. Ia juga menuntut aparat hukum Kota Bekasi agar dapat terjun langsung menangani pelanggaran-pelanggaran yang berkaitan dengan penyelenggaraan festival kuliner lintas iman beberapa waktu lalu, termasuk di dalamnya soal penodaan agama berbasis gerakan sosial. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement