REPUBLIKA.CO.ID, JAKATA -- Masalah yang dihadapi mualaf saat ini salah satunya adalah kurangnya komunitas yang menampung mualaf. Penggiat dakwah di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Alisya Fianne menilai para mualaf kurang fasilitas konsultasi.
Menurut Direktur Utama Al–Isya Nurul Baqi Tour and Travel ini, Komunitas-komunitas yang ada saat ini tidak satu pendapat dalam memandang permasalahan Islam. Padahal mualaf butuh bimbingan dalam mengenal Islam, sebagai seorang yang baru hijrah.
(Baca: Isu Radikalisme, Tantangan Dakwah Dikalangan Mualaf)
Patut disayangkan pula dengan banyaknya masjid di Indonesia, minim komunitas mualaf dan pelayanan bagi mualaf.
“Masjid perlu memiliki pelayanan, di mana mualaf yang melayani mualaf. Jangan yang Islam dari kecil, mereka kan tidak mengerti kendala mualaf,” jelas Alisya, saat dihubungi Republika.co.id pada Rabu (20/01).
Alisya berharap sangat mengharapkan dikembangkan lagi komunitas-komunitas pembinaan mualaf di masjid. “Mualaf banyak yang dikucilkan teman, keluarga, akhirnya pekerjaan. Kemudian keimanannya belum dibimbing. Akhirnya mereka galau untuk melanjutkan, kenapa tidak ada yang perhatian. Itu kendalanya,” lanjut Alisya.
“Setiap masjid cobalah memiliki komunitas mualaf. Padahal banyak masjid yang bisa memfasilitasi konsultasi mualaf. Kenapa tidak dikembangkan komunitas-komunitas mualaf di masjid?”