REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Menjaga dan membela negara adalah sebuah kewajiban dan merupakan sebagian dari iman. Ulama mursyid thariqah asal Suriah, Syaikh Adnan Al-Afiyuni, dalam acara Konferensi Internasional Bela Negara yang diadakan oleh Jammiyah Ahlith Thariqah al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman) di Pekalongan, Jumat (15/1), mengungkapkan, hal tersebut merupakan wasiat dari Rasulullah SAW.
"Negara bukan hanya tempat berdiam, negara adalah masa depan," kata Adnan.
(Baca: Ulama Suriah Kutuk Pengeboman Sarinah).
Menurut Wakil Rektor Universitas Ahmad Kuftaro ini, nabi Muhammad SAW juga melakukan bela negara terhadap Tanah Airnya Madinah. Bela negara yang dilakukan nabi Muhammad SAW, kata Adnan, tidak terbatas pada melawan serangan musuh. Bela negara dilakukan dengan semangat yang tinggi untuk memakmurkan rakyat.
Tanah bumi yang paling dicintai nabi Muhammad SAW adalah Makkah dan Tanah Airnya yaitu Madinah. Nabi melindungi warga Madinah dari segala sesuatu yang mengancam. Kecintaannya terhadap Madinah menjadikan Madinah sebagai area yang suci dan aman.
Tak hanya itu, konsep bela negara yang ditunjukkan oleh nabi adalah mencintai negara tidak hanya sebagai tempat untuk bernaung tetapi mencintai isinya yaitu manusia dan budaya yang hidup di dalamnya. Hak-hak warga Madinah pun diberikan dengan baik.
Menurut Adnan, ada beberapa cara yang dilakukan oleh nabi Muhammad SAW dalam membela negaranya. Bela negara dilakukan dengan menjaga negara dari pemikiran yang dapat memecah belah dan menimbulkan kesalahpahaman.
Maka dari itu, nabi membentengi umatnya di Madinah dengan ilmu karena kesalahpahaman didasarkan dari pemikiran-pemikiran bodoh yang tidak berlandaskan ilmu. Selain itu, bela negara dilakukan dengan memerangi kemiskinian. Sebab, kemiskinan dapat membawa manusia melakukan hal-hal negatif.