REPUBLIKA.CO.ID, ROCK Hill -- Sebelum menghadiri Kampanye Donald Trump, Rose Hamid (65 tahun) mengatakan kepada CNN bahwa dia tidak berencana untuk berteriak, bersikap tidak sopan atau mengganggu kampanye terseut. Dia hanya ingin memberikan pendukung Trump penjelasan sekilas tentang umat Islam.
"Saya pikir bahwa sebagian pendukung Trump mungkin tidak pernah bertemu seorang Muslim. Jadi saya pikir saya akan memberi mereka kesempatan untuk bertemu satu (orang)," katanya. Ia mengenakan t-shirt bertuliskan "Salam, saya datang dengan damai."
‘’Tetapi jika Trump mengatakan sesuatu yang saya rasa harus dijawab maka saya mungkin menjawabnya. Kami hanya akan melihat apa yang menyerang saya,’’ ujarnya. (Baca: Minta Maaflah Trump)
Hamid menambahkan, orang-orang tidak memiliki kesempatan untuk melihat apa-apa selain Muslim yang mereka lihat di televisi yaitu teroris dan militan Islam. Hamid memang memprotes usulan Trump termasuk Muslim yang dilarang memasuki AS.
Departemen Kepolisian Rock Hill Mayor Steven Thompson mengatakan kepada CNN bahwa Hamid dikeluarkan dari acara tersebut karena aturan kampanye telah ditetapkan bahwa siapa pun yang membuat segala jenis gangguan harus dikawal keluar.
Pihak kampanye Trump belum menanggapi permintaan untuk berkomentar mengapa Hamid dikeluarkan dari tempat tersebut.(Baca Juga: Muslimah Berhijab Diusir dari Kampanye Trump)
Segera setelah insiden itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyerukan Trump untuk meminta maaf.
"Citra seorang wanita Muslim yang disalahgunakan dan dikeluarkan dari kampanye politik mengirimkan pesan mengerikan untuk Muslim Amerika," kata direktur eksekutif nasional CAIR Nihad Awad.