Sabtu 09 Jan 2016 06:02 WIB

Ini Etika Muslim dalam Perjalanan

shalat sunnah dua rakaat (ilustrasi)
shalat sunnah dua rakaat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis Buku Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Prof Dr Wahbah Az-Zuhaili dalam bukunya menerangkan, terdapat beberapa etika bagi seorang Muslim yang akan melakukan perjalanan jauh.

Mengutip pendapat Syeikh Imam an-Nawawi, ia menyebutkan beberapa etika yang berguna bagi seorang Muslim yang akan melakukan perjalanan jauh, baik perjalanan ibadah haji mau pun perjalanan lainnya.

Pertama, musyawarah. Dalam perjalanan ibadah haji, Imam an-Nawawi menyebutkan disunnahkan bermusyawarah dengan orang yang dipercaya agamanya, pengalamannya dan pengetahuannya.

''Orang yang diajak musyawarah, harus memberi nasihat dengan tulus, sebab orang yang yang dimintai saran, diserahi amanah, dan agama itu adalah nasehat,'' tulis Syeikh Wahbah Az-Zuhaili mengutip pendapat Syeikh Imam an-Nawawi.

Kedua, istikharah. Apabila seseorang bermaksud pergi haji atau melakukan perjalanan jauh lainnya, sepatutnya dia meminta petunjuk kepada Allah SWT dengan menunaikan ibadah shalat dua rakaat yang bukan shalat fardhu.

Selesai melaksanakan shalat sunnah dua rakaat, disunnahkan membaca doa yang artinya, ''Ya Allah, sesungguhnya aku minta Engkau pilihkan yang baik dengan pengetahuan-Mu, aku minta Engkau berikan aku kekuatan dengan kekuasaan-Mu, aku minta karunia-Mu yang luas, karena sesungguhnya Engkau berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa...''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement