Kamis 07 Jan 2016 17:49 WIB

'Cegah Charlie Hebdo Lecehkan Agama Butuh Kesepakatan Internasional'

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
Charlie Hebdo
Foto: www.lavozdelinterior.com.ar
Charlie Hebdo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karikatur terbitan terbaru majalah satir Charlie Hebdo menjadi cermin dibutuhkannya kesepakatan internasional adanya nilai-nilai suci agama yang tak boleh dilecehkan. Pasalnya, dalih kebebasan berpendapat kerap dimanfaatkan guna melecehkan kesucian sebuah agama.

Sekretaris Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo mengatakan, ada sejumlah negara yang memiliki aturan rigid agar saling menghormati segala simbol agama. Namun, ada negara yang memberikan kebebasan.

"Jadi, proses penyatuan kesepakatan bersama ini terhalang batu besar," kata dia, Kamis (7/1). (Baca: Surat Kabar Vatikan Kecam Karikatur Terbaru Charlie Hebdo)

Namun, kata dia, tetap perlu ada upaya kesepakatan internasional. Karena, argumen dibalik kebebasan ini dimanfaatkan saat etika jurnalistik dipatahkan kebebasan berpendapat.  "Persoalan ini bisa diatasi jika kita memiliki pemahaman yang sama bahwa kita harus melihat secara universal bahwa agama apapun tidak boleh dilecehkan," ujarnya menegaskan.

Karikatur pada sampul depan edisi satu tahun penembakan Charlie Hebdo tersebut menggambarkan Tuhan sebagai teroris membawa pistol'. Headline majalah yang dirilis pada Rabu (6/1) itu berbunyi "Satu tahun berlalu: Pembunuh masih di luar sana".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement