REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE -- Salah satu tantangan ketika berada di luar negeri, apalagi negeri non-Muslim seperti Inggris, adalah menjaga shalat fardhu yang lima waktu, khususnya shalat Subuh dan shalat Jumat. Hal itu pun dirasakan oleh 24 siswa kelas internasional SMP dan SMA Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, yang melakukan //home stay// selama dua pekan di Cambridge, Inggris, akhir November hingga awal Desember silam.
Namun persoalan itu menemukan jalan keluarnya, karena di kota Cambridge terdapat Masjid Abu Bakr. Hal yang menarik, ternyata shalat Jumat di Masjid Abu Bakr Cambridge ini dilakukan dua kali. "Baik khatib, imam, maupun jamaahnya berbeda atau bergantian," kata salah seorang guru pembimbing home stay tersebut, Haposan Andi, Selasa (5/1).
Mengapa demikian? Mengutip salah satu pengurus masjid, Muhammed Pervaiz Malik, Andi mengatakan, shalat Jumat diadakan dua kali di masjid tersebut disebabkan dua hal. Pertama, karena banyaknya jamaah sehingga masjid tidak dapat menampung seluruhnya.
“Kedua, waktu istirahat kantor yang berbeda di beberapa perkantoran sehingga para karyawan menyesuaikan waktu shalat Jumatnya dengan waktu istirahat kantornya masing-masing,” paparnya.
Menurut pengurus Masjid Abu Bakr, jelas Andi, masjid berusia kurang lebih 40 tahun ini merupakan masjid tertua di Cambridge. Masjid yang didirikan oleh para imigran Bangladesh ini memiliki dua lantai. Lantai bawah untuk laki-laki dan lantai atas untuk perempuan.
Awalnya, luas masjid tersebut hanya 7 x 4 m2. Lalu, jamaah membeli tanah yang berada di belakangnya seluas 10 x 10 m2. Sampai saat ini, Masjid Abu Bakr Cambridge terus mengalami perkembangan. “Gedung masjid saat ini merupakan wakaf dari salah satu bangsawan Arab Saudi kepada pihak pengurus masjid,” ujarnya.