Selasa 05 Jan 2016 07:45 WIB

Dinilai Berisiko, HSBC Hentikan Layanan Badan Amal Muslim Islamic Relief

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
A bank teller of HSBC deals with a customer in a service counter. (illustration)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
A bank teller of HSBC deals with a customer in a service counter. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Raksasa perbankan HSBC telah menghentikan layanan keuangan dengan badan amal Muslim, Islamic Relief. Ini merupakan pemutusan hubungan terbaru HSBC dengan organisasi Muslim.

Seperti dilansir Aljazirah,  HSBC memberitahu Islamic Relief bahwa kegiatannya masuk dalam yuridikasi berisiko tnggi. Hal itu menurut HSBC menjadi tantangan bagi bank, sebab adanya tekanan dari pemerintah Amerika Serikat untuk mengatasi masalah pencucian uang.

Direktur Islamic Relief Inggris Imran Madden mengatakan, mereka telah berdiskusi dengan HSBC selama 2014. Menurutnya, HSBC mengaku sulit melanjutkan hubungan perbankan dengan Islamic Relief karena sifat pekerjaan mereka.

"Pada titik ini mereka mengundang kami untuk mengakhiri kerja sama, Mereka memutuskan hubungan sepihak tahun lalu saat kami menolaknya," ujar Madden.

Islamic Relief didirikan di Inggris dan terlibat dalam sejumlah upaya bantuan di seluruh dunia. Mereka menggunakan layanan HSBC untuk melakukan pembayaran pada vendor selama berbulan-bulan.

Islamic Relief mengatakan, penundaan ini sempat mempengaruhi pembelian tenda untuk korban gempa Nepal tahun lalu. Namun bank dan penyedian keuangan lain yang membantu organisasi memastikan pengiriman bantuan tercapai.

Juru bicara HSBC mengatakan, bank tak akan mengomentari pelanggan individu dengan alasan privasi. Namun menurutnya HSBC tak pernah mengambil keputusan berdasarkan ras atau agama pelanggan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement